Sukses

6 Tanda Berada dalam Hubungan Kodependen, Kerap Korbankan Keinginan Sendiri Demi Pasangan

Hubungan kodependen merupakan kondisi dimana salah satu pasangan merasa wajib mengambil tanggung jawab pasangan lainnya. Apa saja tanda-tandanya?

Liputan6.com, Jakarta - Pasangan dalam hubungan tentu saling membutuhkan satu sama lain. Namun, ada beberapa pasangan yang melampaui batas dan terjebak di hubungan kodependen atau codependent relationship.

Menurut terapis pernikahan dan keluarga Lesli Doares,  hubungan kodependen merupakan kondisi dimana salah satu pasangan merasa wajib mengambil tanggung jawab pasangan lainnya.

"Kodependen adalah hubungan yang tidak sehat karena bukan kedua individu yang bertanggung jawab atas perasaan dan tindakan mereka sendiri, tetapi salah satu pasangan yang mengambil tanggung jawab itu untuk pasangan lainnya," kata Doare kepada People.

Dalam hubungan ini, identitas seseorang sangat terikat dengan pasangannya, sehingga sulit bagi kita untuk mengetahui siapa diri kita sebenarnya tanpa mereka.

Meskipun hubungan kodependen membuat pasangan terlihat sangat dekat, sebenarnya ini tidak benar. Hal ini disampaikan oleh psikolog hubungan, Karin Anderson.

"Intimasi yang sejati melibatkan dua orang yang mandiri dan memiliki identitas sendiri yang memilih untuk bersama, bukan karena saling membutuhkan untuk mengisi kekosongan emosional atau memiliki tujuan dalam hidup," ungkap Anderson.

Lantas, apa saja tanda-tanda dari hubungan kodependen?

Lakukan Hal-Hal untuk Pasangan yang Seharusnya Mereka Lakukan Sendiri 

Tanda pertama dari hubungan kodependen adalah salah satu pasangan melakukan hal-hal untuk pasangan lainnya, yang seharusnya mereka lakukan sendiri.

“Ada perbedaan antara membantu pasangan Anda sesekali, dan memperlakukan mereka seolah-olah mereka anak kecil,” kata Anderson.

Jika merasa selalu harus melakukan hal-hal, seperti memastikan pasangan bangun dan pergi bekerja tepat waktu, menyiapkan bekal makan siang setiap hari, dan mengingatkan mereka untuk melakukan hal-hal yang seharusnya bisa mereka tangani sendiri, itu bukanlah hal yang baik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Selalu Menuruti Pasangan, Tetapi Sebenarnya Marah tentang Hal Tersebut

Setiap hubungan membutuhkan kompromi, tetapi jika salah satu pihak selalu menuruti atau mengalah, itu bukanlah pertukaran yang seimbang.

"Jika Anda selalu mengalah, Anda akan merasa kesal," kata Anderson.

Dalam hubungan kodependen, seringkali ada rasa takut bahwa jika mengungkapkan pendapat yang sebenarnya, pasangan akan pergi.

Merasa Bertanggung Jawab Atas Perilaku dan Tindakan Pasangan

Bisa memengaruhi pasangan dalam beberapa hal, sebenarnya Anda tidak dapat membuat mereka berperilaku sesuai keinginan Anda.

Menurut Durvasula, dalam hubungan kodependen, seseorang mungkin merasa bahwa apa yang dikatakan dan dilakukan oleh pasangan pada akhirnya adalah tanggung jawab mereka. Lambat laun, pasangan juga mulai mempercayai hal tersebut.

"Ketika kita mengambil tanggung jawab atas perilaku seseorang, kita membuat mereka semakin tergantung. Ini adalah siklus yang tidak akan berakhir,” kata Durvasula.

3 dari 5 halaman

Korbankan Keinginan Sendiri Demi Pasangan

Menurut Durvasula, ini merupakan masalah serius dalam hubungan kodependen.

"Orang yang kodependen seringkali berjuang dengan kebutuhan ketergantungan mereka. Mereka akan mengorbankan diri mereka demi kebutuhan orang lain hanya karena mereka tidak tahan hidup sendiri," ujarnya.

Doares menambahkan bahwa Anda mungkin merasa tidak akan bisa merasa baik jika pasangan tidak merasa baik, karena kebutuhan mereka harus menjadi yang paling utama.

Suasana Hati Mudah Terpengaruh oleh Mood Pasangan

Dalam hubungan yang sehat, wajar jika merasa terganggu jika pasangan sedang tidak bahagia. Namun, seharusnya Anda masih bisa melanjutkan hari dengan tenang.

"Jika memiliki batasan yang baik, Anda dapat menjaga mood diri sendiri dan membiarkan mereka mengatasi mood mereka sendiri," kata Doares.

Namun, dalam hubungan kodependen, mood pasangan dapat sangat mempengaruhi perasaan Anda.

"Jika merasa bahwa mencoba membantu pasangan keluar dari mood buruk mereka setiap saat merupakan tugas Anda, itu tidak akan berhasil," kata Anderson.

4 dari 5 halaman

Batalkan Rencana Demi Pasangan

Menurut Anderson, terkadang hal ini diperlukan, bahkan dalam hubungan yang sehat.

Mungkin pasangan hanya memiliki waktu luang pada malam yang telah Anda jadwalkan untuk bertemu sahabat, atau pasangan benar-benar membutuhkan bantuan dalam waktu singkat.

Namun, hal ini tidak akan berujung baik jika dilakukan secara terus menerus, bahkan menjadi kebiasaan.

"Anda mungkin menghadapi situasi seperti itu sesekali. Namun, jika hal tersebut menjadi kebiasaan, itu tidak baik. Itu menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap diri sendiri dan hubungan lain dalam hidup Anda,” jelas Anderson.

5 dari 5 halaman

Sulit Menolak Permintaan Pasangan

Menetapkan batasan merupakan hal yang penting di semua hubungan, tak hanya hubungan romantis.

Orang dalam hubungan yang sehat akan mengatakan kepada pasangan mereka bahwa mereka tidak bisa atau tidak mau melakukan sesuatu, jika memang enggan atau berhalangan.

Namun, orang dalam hubungan kodependen sangat mengalami kesulitan dalam hal ini.

Menurut Doares, ini disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menghadapi rasa kecewa atau tidak setuju mereka.

“Pada akhirnya menghalangi untuk melakukan apa yang Anda inginkan,” kata Doares.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.