Sukses

Tetap Selingkuh meski Berada dalam Hubungan Bahagia, Ini 4 Kemungkinannya

Banyak orang yang mencintai pasangan mereka dan memiliki hubungan yang baik, tetapi tetap ingin berselingkuh. Apa alasannya?

Liputan6.com, Jakarta - Alasan umum seseorang selingkuh karena ada masalah dalam hubungannya. Namun, hal tersebut tidak sepenuhnya menjelaskan semua kasus perselingkuhan.

Menurut pakar klinis masalah hubungan, Robert Weiss, banyak kliennya yang mengaku mencintai pasangan mereka, memiliki hubungan yang baik, dan menikmati kebersamaan, tetapi tetap ingin berselingkuh. 

Weiss mengatakan bahwa ada orang-orang yang secara emosional sehat dan memiliki hubungan utama yang baik. Di sisi lain tetap memilih untuk berselingkuh. Kondisi ini berlaku tak cuma untuk pria, juga wanita.

Menurut penulis The State of Affairs, Esther Perel, terdapat beberapa alasan mengapa orang bahagia dalam hubungan utama tapi terlibat dalam perselingkuhan. Apa saja?

Eksplorasi Diri

Salah satu alasan yang kuat mengapa orang berselingkuh adalah mencari pemahaman baru tentang diri.

“Orang berselingkuh dengan berbagai alasan, dan setiap kali saya pikir saya sudah mendengar semuanya, muncul variasi baru. Tetapi ada satu tema yang sering muncul, perselingkuhan sebagai bentuk eksplorasi diri, atau mencari identitas baru,” tulis Perel, seperti melansir Psychology Today.

Bagi mereka yang mencari hal ini, perselingkuhan jarang menjadi gejala masalah, melainkan pengalaman yang luas yang untuk pertumbuhan, eksplorasi, dan transformasi diri.

Mereka melihat perselingkuhan seperti menjelajahi bagian dari diri mereka yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya atau telah lama mereka tahan. Ini memberikan kebebasan dari siapa mereka sekarang. 

“Yang menarik, mereka biasanya tidak ingin mengubah diri. Mereka hanya ingin melarikan diri sejenak dari batasan-batasan tersebut, merasakan kehidupan seperti dulu, merasa bebas, menjelajahi dan tumbuh, serta mengalami kehidupan,” jelas Perel.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sengaja Melanggar Aturan

Terkadang, orang yang bahagia tetapi berselingkuh mengatakan bahwa mereka merasa seperti anak-anak. Mereka ingin sengaja melanggar aturan.

Hal ini menarik untuk dilakukan tetapi dilarang, sehingga mereka merasa senang melanggar aturan. Mirip dengan seorang anak berusia 5 tahun yang mencuri kue yang dilarang oleh ibunya. Kue terlarang tersebut terasa lebih enak.

Penulis The Erotic Mind, Jack Morin, membahas fenomena ini dari perspektif seksual dengan menggunakan persamaan erotis, yaitu “Daya Tarik + Rintangan = Getaran”.

Inilah sifat menarik dari melanggar aturan. Karena seharusnya pelaku selingkuh tidak boleh memiliki hubungan seks atau asmara di luar hubungan utama, mereka justru semakin menginginkannya.

Bagi anak-anak dan remaja, melanggar batasan seperti ini merupakan sebuah eksplorasi diri. Sebagai orang dewasa, perselingkuhan dapat memberikan perasaan yang sama.

3 dari 4 halaman

Mengejar Peluang yang Terlewatkan

Untuk alasan yang satu ini, bukan pelanggaran yang menarik perhatian para pelaku selingkuh, tetapi peluang yang terlewatkan.

Mereka memikirkan orang yang pernah lewat dalam hidup mereka atau kehidupan yang bisa mereka jalani jika saja keadaannya tidak seperti sekarang.

Hal ini membuat mereka merasa terbatas oleh pilihan hidup dan hubungan yang telah mereka pilih, terlepas dari seberapa mereka menikmati kehidupan dan hubungan tersebut.

Oleh karena itu, mereka memenuhi rasa ingin tahu mereka. Mereka menggunakan hubungan seks di luar hubungan utama untuk melihat siapa sebenarnya mereka jika memilih jalur yang berbeda.

Sekali lagi, ini merupakan bentuk eksplorasi diri, di mana perselingkuhan memperkenalkan individu pada sisi yang tidak dikenal dalam diri mereka.

4 dari 4 halaman

Merasakan Emosi Baru

Orang yang bahagia tetapi tetap berselingkuh mungkin melakukannya untuk mencoba dan merasakan emosi yang baru. 

Terutama pada pria, mereka mungkin lebih rentan terhadap hal ini karena seringkali diajarkan untuk tidak mengekspresikan emosi saat mereka dewasa. Seiring berjalannya waktu, mereka belajar untuk menyembunyikan perasaan dan tidak benar-benar merasakannya.

Namun, dengan cara ini, mereka juga seringkali menekan kebahagiaan, kesedihan, kenikmatan, dan rasa sakit.

Bagi individu-individu ini, tanpa memandang jenis kelamin, perselingkuhan lebih merupakan pembebasan emosi daripada pembebasan seksual. Lagi-lagi, para pelaku selingkuh ini berusaha mencari jati diri mereka yang sebenarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.