Sukses

Penyanyi Sia Idap Autisme, Kini Dalam Tahap Pemulihan

Liputan6.com, Jakarta - Sia ungkap kondisi spektrum autisme yang ia alami melalui episode terbaru podcast Rob Has a Podcast.

Penyanyi berusia 47 tahun itu muncul di acara tersebut untuk memberi selamat kepada Carolyn Wiger, yang mendapat peringkat ketiga di musim 44 Survivor.

Carolyn Wiger merupakan seorang konselor dengan kondisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), yang membantu orang yang kecanduan narkoba. Saat ini, Wiger sedang dalam proses pemulihan dari kecanduan tersebut.

Sia mengungkap bahwa ia sedang dalam proses pemulihan dari kondisi spektrum autisme.

"Aku ada dalam spektrum autisme, dan aku sedang dalam proses pemulihan atau apapun itu. Ada banyak hal yang terjadi," kata Sia, seperti melansir People.

Walaupun sudah berbicara tentang masa pemulihannya sebelumnya, ini adalah kali pertama Sia mengungkap didiagnosis autisme yang ia miliki kepada publik.

"Sudah selama 45 tahun, aku merasa seperti harus berpura-pura menjadi seperti manusia biasa," kata Sia, yang baru saja menikah dengan Dan Bernard bulan Mei kemarin.

Pelantun lagu Chandelier itu mengaku bahwa ia baru menjadi diri yang sebenarnya selama dua terakhir.

"Namun, baru dalam dua tahun terakhir ini, aku benar-benar menjadi diriku yang sebenarnya,” jelasnya.

Dengan adanya kondisi ini, Sia mengatakan bahwa ia bisa merasakan apa yang Wiger rasakan dengan ADHD.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Untuk Pertama Kalinya Bisa Hidup Tanpa Berpura-Pura

Dalam podcast tersebut, Sia berbicara terbuka tentang perasaannya selama beberapa tahun terakhir ini.

"Tidak ada yang benar-benar dapat mengenal dan mencintaimu ketika kamu menyimpan banyak rahasia dan hidup dalam rasa malu," ujarnya.

Sia mengaku bahwa setelah membagikan rahasia terdalamnya, dalam hal ini adalah spektrum autisme, untuk pertama kalinya dia merasa hidup tanpa berpura-pura.

"Saat kita akhirnya duduk di ruangan yang penuh dengan orang asing dan berbagi rahasia terdalam, paling gelap, paling memalukan, dan semua orang ikut tertawa bersama. Kita merasa tidak rendah diri untuk pertama kalinya dalam hidup, dan merasa dilihat sebagai diri yang sebenarnya untuk pertama kalinya. Baru kita bisa mulai hidup di dunia ini tanpa berpura-pura menjadi apa pun,” jelas Sia.

3 dari 4 halaman

Apa Itu Spektrum Autisme?

Gangguan spektrum autisme (ASD) merupakan kondisi yang mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain, berkomunikasi, belajar, dan berperilaku. 

Menurut National Institutes of Health, ASD adalah gangguan neurologis dan perkembangan. Meskipun bisa didiagnosis pada usia berapa pun, gejalanya umumnya muncul dalam dua tahun pertama kehidupan.

ASD dapat mempengaruhi cara seseorang berpikir, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan dunia sekitarnya, seperti yang diungkapkan oleh Autistic Self Advocacy Network.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, diagnosa paling umumnya ditemukan pada anak-anak.

Namun, gangguan spektrum autisme (ASD) bisa mudah terlewatkan karena gejalanya bervariasi, dan beberapa gejala bisa sangat halus.

Wanita juga mungkin tidak terdiagnosis dalam waktu lama, karena sebagian besar penelitian dilakukan pada anak laki-laki dan pria, seperti melansir Insider.

4 dari 4 halaman

Gejala Spektrum Autisme

Perilaku yang mirip dengan ADHD, yaitu meniru perilaku sosial orang lain, juga bisa menjadi tanda-tanda ASD yang kurang terlihat.

Gejala lain yang tidak terlalu terlihat dari kondisi ini adalah kesulitan mengolah emosi. Dalam podcast tersebut, Sia mengatakan bahwa dia kesulitan mengolah perasaan kegembiraan dan kesedihan dalam hidup.

"Ini sangat membingungkan, dengan cara yang sama seperti mengolah hal-hal negatif, mengolah hal-hal positif juga sangat sulit untuk mengatur emosi," kata Sia.

Menurut Autistic Self Advocacy Network, gejala halus lainnya bisa mencakup sensitivitas yang tinggi terhadap cahaya terang atau suara keras, merasa pentingnya rutinitas, sulit mengendalikan volume suara, dan merasa tidak nyaman dengan kontak mata.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang autis akan mengalami gejala-gejala ini, seperti yang disebutkan di situs web tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.