Sukses

Wamenkes Dante Dorong IPMI Lakukan Penelitian Agar Penurunan Stunting di Indonesia Capai Target 14 Persen

Ini PR yang diberikan Wamenkes Dante untuk IPMI dalam upaya penurunan stunting di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dante Saksono Harbuwono SpPD-KEMD PhD, mengatakan, meski angka stunting di Indonesia sudah turun menjadi 21,6 persen tapi masih belum memenuhi target capaian tahun 2024 yaitu 14 persen.

"Perlu ada intervensi spesifik yaitu remaja sebelum memasuki jenjang pernikahan, ibu hamil, dan setelah melahirkan melalui pemberian ASI, makanan pendamping ASI yang tepat, serta melalui upaya imunisasi," ujar Dante.

Oleh sebab itu, saat menjadi pembicara dalam seminar 'Menuju Indonesia Sehat, Cerdas, dan Bebas Stunting' di Kampus IPMI International Business School, Dante mendorong perguruan tinggi berperan aktif memberikan masukkan berdasarkan kajian dan penelitian guna mempercepat penurunan stunting.

Sebab, kata Dante, kondisi gagal tumbuh pada generasi muda akan berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa yang akan datang.

Terkait hal tersebut, Rektor IPMI, Prof Ir M Aman Wirakartakusumah M.Sc PhD, mengatakan, IPMI akan berperan aktif menjadi agen perubahan dalam merealisasikan pembangunan keluarga sebagai upaya menekan angka stunting di Indonesia.

"Saya melihat bahwa satu hal yang harus terus kita pacu adalah pergerakan, yakni melalui penyuluhan maupun pendampingan terhadap remaja sebagai calon pembentuk generasi selanjutnya mengenai bagaimana merencanakan sebuah keluarga yang ideal," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Senin 22 Mei 2023.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hambatan Pencegahan Stunting di Indonesia

Direktur Utama Demi Kita, Dinar Pandan Sari yang hadir dalam kesempatan tersebut lalu menyinggung tentang hambatan dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia.

"Kita berdiri di atas bom waktu. Ada sekian juta pernikahan dan kelahiran bayi, lalu mereka akan tumbuh dewasa dan menjadi generasi penerus tidak lama lagi, sedangkan perubahan perilaku itu sulit dan tidak singkat. Maka kita harus bergerak dari sekarang karena kondisi negara ini ditentukan saat ini juga," ujarnya.

Dalam upaya menjangkau audiens, Dinar, menambahkan, pihaknya berupaya mengawinkan teknologi dan khazanah lokal, yakni melalui konten baik, ruang belajar digital, juga alat bantu, modul, serta permainan khas.

"Tak hanya menyasar target binaan di pelosok-pelosok daerah, dia juga berupaya menjangkau calon-calon pasangan di instansi pendidikan dan perkantoran demi memperluas cakupan pergerakannya," kata Dinar.

 

 

3 dari 4 halaman

Peran Remaja Dalam Cegah Stunting

Sementara itu, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Nopian Andusti, menjelaskan, peran remaja sangatlah penting dalam upaya pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan --- yang dalam hal ini juga penurunan angka stunting.

Menurut Nopian, remaja perlu mempersiapkan pernikahan dengan matang agar dapat menghasilkan generasi penerus yang sehat dan bebas stunting.

"Jika sudah memiliki pengetahuan yang baik terkait perencanaan keluarga, remaja juga diharapkan untuk dapat mengedukasi teman-teman seusianya dan menjadi panutan yang memberikan pengaruh positif bagi lingkungan sekitarnya," katanya.

"BKKBN sendiri telah memiliki program khusus bagi remaja seperti Konselor Sebaya, Duta GenRe, maupun posyandu dan PIKR (Pusat Informasi Kegiatan Remaja) yang siap menjadi sarana edukasi dan layanan terpadu bagi remaja-remaja di Indonesia," ujarnya.

 

 

4 dari 4 halaman

Kehamilan Tidak Direncanakan Penyebab Terjadinya Stunting

Mahasiswi aktif IPMI --- yang juga Ketua Posyandu Remaja di Enonapi, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur --- Ningsi Selan, turut berbagi pengalaman.

Di kampung halamannya, Ningsi aktif memberikan edukasi terkait kesehatan reproduksi bagi anak dan remaja melalui kegiatan berbasis kesehatan masyarakat.

Posyandu remaja yang awal terbentuknya dibantu oleh Yayasan Plan Internasional Indonesia ini bertujuan untuk memantau kesehatan remaja secara keseluruhan dan mengedukasi remaja agar tidak terjerumus pada praktik perkawinan anak.

Ini, kata Ningsih, merupakan salah satu penyebab stunting akibat kehamilan yang tidak direncanakan dengan baik.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini