Sukses

Mulai Lepas Masker, Kursus Tersenyum Laris Manis di Jepang

Jepang kini sudah mengendurkan aturan prokes COVID-19, termasuk boleh lepas masker. Namun, ada banyak warganya yang lupa bagaimana tersenyum dan saat ini kursus tersenyum jadi laris manis.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 yang menghantam seluruh dunia membuat orang-orang wajib memakai masker untuk melindungi diri dan orang di sekitarnya. Hal tersebut juga berlaku di Jepang tapi kini aturan penggunaan masker sudah tak ketat. Masyarakat di sana sudah boleh lepas masker. 

Setelah pemerintah mengumumkan pelonggaran aturan penggunaan masker, banyak orang yang kesulitan menyesuaikan diri dengan kehidupan baru tanpa penutup wajah, sebut surat kabar Asahi Shimbun.

Tak hanya itu, beberapa bahkan lupa cara tersenyum. Mereka merasa perlu melatih ekspresi wajah, lanjut surat kabar itu.

Oleh karena itu, setelah media pertama kali melaporkan pada Februari 2023 bahwa pemerintah akan meninggalkan aturan pemakaian masker, sesi latihan senyum yang diselenggarakan oleh Akabane Elderly Relief Centre kini semakin populer dengan jumlah pelamar naik sebanyak 4,5 kali lipat.

Pada bulan Mei, Jepang mengumumkan bahwa masker merupakan pilihan individu, bersamaan dengan diturunkannya klasifikasi keparahan virus menjadi penyakit biasa.

"Karena memakai masker sudah menjadi norma, orang memiliki lebih sedikit kesempatan untuk tersenyum, dan semakin banyak orang yang merasa kesulitan melakukannya," ujar Keiko Kawano, seorang pelatih senyum kepada Asahi Shimbun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lupa Cara Tersenyum

Penggunaan masker dalam jangka waktu yang cukup lama membuat orang Jepang sibuk mempelajari kembali cara untuk tersenyum.

"Orang-orang jarang tersenyum saat memakai masker," ujar Kawano.

"Sekarang, mereka kebingungan."

"Orang-orang mulai menyadari bahwa mereka tidak terlalu sering menggunakan otot pipi atau mulutnya," tuturnya melalui telepon dikutip dari The New York Times.

"Dan Anda tidak bisa tiba-tiba mulai menggunakan otot-otot ini. Anda perlu melatihnya."

"Otot-otot wajah dapat dilatih seperti otot-otot lain, meskipun pelatihan seperti itu bisa menantang, karena perbedaan yang besar antara setiap individu," tambah Profesor Hanein yang bekerja di laboratorium neuro-engineering di Tel Aviv University di Israel.

Meski nampak sederhana, senyum yang terlihat palsu atau dipaksakan dapat menimbulkan dampak buruk. "Masalah yang mungkin terjadi karena senyum palsu adalah bahwa orang lain mungkin menyadarinya," tambahnya.

Oleh karenanya, kursus tersenyum kian laris. "Menggerakkan dan mengendurkan otot-otot wajah adalah kunci untuk membuat senyum yang baik," jelas Kawano.

3 dari 4 halaman

Kursus Senyum

Pada tiap sesi latihan senyum, peserta diberi cermin tangan untuk memeriksa kemajuan kemampuan senyumnya, dengan beberapa menyesuaikan ekspresi wajahnya sampai mereka senang dengan hasil senyum yang nampak alami.

Yasuko Watarai, salah seorang peserta, mengatakan kepada surat kabar Mainichi Shimbun, "Senyum sangat penting dalam komunikasi tanpa masker. Saya ingin menerapkan apa yang saya pelajari hari ini di kegiatan sukarela dan pertemuan lainnya."

Miki Okamoto, juru bicara IBM Jepang yang merupakan klien Kawano juga mengatakan bahwa sesi pelatihan senyum Kawano diterima dengan baik oleh para peserta.

Kawano mengatakan dia ingin orang-orang lebih banyak tersenyum untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental mereka.

"Tersenyum tidak hanya membuat kesan yang baik pada orang lain dan memfasilitasi komunikasi tetapi juga membuat diri Anda merasa lebih positif."

Salah satu anak didiknya, Rieko Mae, 61, sekarang memberi tahu kliennya sendiri bahwa latihan senyum itu penting bahkan bagi orang yang sering tersenyum.

"Terkadang, Anda perlu menunjukkan senyum profesional yang bagus, dan orang-orang tidak banyak tahu tentang itu," ungkap Mae dikutip dari The New York Times.

4 dari 4 halaman

Manfaat Tersenyum

Kursus tersenyum dapat membantu orang meningkatkan ekspresi wajahnya dan bahkan membangun kepercayaan diri, tutur Masami Yamaguchi, seorang psikolog di Chuo University, Jepang.

Selain itu, senyum memang memberikan berbagai manfaat. Menurut Delaware Psychological Services, beberapa manfaat tersenyum termasuk panjang umur dan menurunkan tekanan darah.

Sebuah studi yang dilakukan pada 2010 menemukan bahwa senyum yang tulus dan intens dikaitkan dengan usia harapan hidup yang lebih panjang.

Tersenyum lebih sering juga membantu meningkatkan suasana hati, sementara tertawa dapat mengurangi tekanan darah.

"Ketika endorfin dilepaskan untuk melawan efek negatif dari hormon stres, tubuh Anda rileks, membuat tekanan darah menurun. Kombinasi hormon bahagia dengan turunnya tekanan darah meningkatkan suasana hati, meredakan kecemasan dan menghilangkan ketegangan," sebut situs Henry Ford Health.

Tersenyum juga dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dengan membantu sistem kekebalan tubuh berfungsi lebih efektif. Ketika Anda tersenyum, fungsi kekebalan tubuh meningkat karena Anda lebih rileks.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini