Sukses

Kronologi Dugaan Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak di Jabar, Sempat Tak Bisa Pipis

Kronologi dugaan kasus baru gagal ginjal akut pada anak di Jawa Barat (Jabar) yang sempat tidak bisa pipis.

Liputan6.com, Jakarta Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat membeberkan kronologi dugaan kasus baru gagal ginjal akut yang terjadi pada balita usia 3 tahun. Balita berusia tiga tahun satu bulan ini pertama kali mengeluhkan gejala demam dan muntah pada 6 Februari 2023.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Jawa Barat, Ryan Bayusantika mengatakan, orangtua pasien yang diduga gagal ginjal sempat memberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek. Namun, balita tak kunjung membaik.

Pada 7 Februari 2023, pasien dibawa ke salah satu klinik dengan keluhan demam dua hari, muntah, muncul bintik-bintik di badan, tidak nafsu makan. Kemudian pasien dirujuk ke RS Ciremai, Kota Cirebon, Jawa Barat pada 9 Februari.

Pada hari dibawa ke RS Ciremai tersebut, pasien mengalami tidak bisa pipis atau Buang Air Kecil (BAK). Pasien tidak bisa pipis sama sekali dalam dua hari terakhir. Di RS Ciremai, pasien diberi perawatan di Ruang Intensive Care Unit (ICU).

Selanjutnya, pasien dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pada 16 Februari 2023.

"Pasien dibawa ke IGD RS Ciremai, pindah dari ruang biasa ke ICU, kemudian dirujuk ke RSCM Jakarta," kata Ryan dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Selasa, 21 Februari 2023.

Di IGD RSCM, pasien yang diduga gagal ginjal diobservasi. Lalu, dilakukan pengambilan darah kemudian menjalani perawatan di Ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) karena mengalami penurunan kesadaran.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kondisi Pasien dalam Pemantauan

Di Ruang PICU RSCM Jakarta, pasien balita berusia tiga tahun ini menjalani terapi dan kondisinya perlahan-lahan sadar. Pada waktu itu, kondisi pasien belum dapat pipis sehingga dipasang kateter.

Dri informasi Dinkes Provinsi Jawa Barat, pasien masih dalam pemantauan. Adanya kasus balita yang diduga gagal ginjal akut di atas, Dinkes Kabupaten Cirebon melaporkan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 16 Februari 2023.

Upaya lain yang dilakukan Dinkes Kabupaten Cirebon, antara lain:

  1. Menghubungi bidan desa dan petugas surveilans untuk melaksanakan penyelidikan epidemiologi
  2. Melakukan kunjungan ke klinik tempat pasien berobat sebelumnya, tapi klinik sudah tutup
  3. Melakukan kunjungan ke rumah pasien, tapi kunci rumah dibawa keluarga di Indramayu
  4. Membeli obat sirup penurun demam yang ada di sekitar tempat tinggal pasien
3 dari 3 halaman

Indikasi Sementara Infeksi, Bisa Campak

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin belum bisa memastikan pasien balita berusia 3 tahun di Jawa Barat terjangkit Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA). Sebab, bisa saja terinfeksi campak atau penyakit lainnya.

“Sekarang sedang dicek, apakah itu gagal ginjal atau tidak. Kalau indikasi sementara itu infeksi. Bisa campak,” katanya usai Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kemenkes RI dan PT Astrazeneca Indonesia di Gedung Kemenkes RI Jakarta, Senin (20/2/2023).

Budi Gunadi mengatakan, dugan itu menguat lantaran kondisi pasien membaik setelah diberi obat antiinfeksi. Sementara pasien yang mengalami gangguan ginjal akut akibat keracunan obat sirup tidak akan membaik setelah diberi obat antiinfeksi.

“Kalau gagal ginjal itu, misalnya begini, kalau dia dikasih obat-obatan antiinfeksi biasanya dia tidak bereaksi. Sekarang dikasih obat-obatan anti-infeksi, tidak dikasih Fomepizole,” lanjutnya.

Saat ini para dokter dari RSCM Jakarta masih menganalisis penyebab penyakit pasien tersebut. Mereka masih menunggu data hasil pemeriksaan laboratorium.

“Kami masih menunggu juga data labnya karena mesti diperiksa data darahnya, data plasmanya dan data obatnya, apakah ada Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG). Harusnya hari Senin ini keluar,” ucap Budi Gunadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.