Sukses

Menkes Budi: RI Punya 10 Ribu Puskesmas, Tak Cukup Jangkau Masyarakat

Indonesia punya 10.000 Puskesmas yang tak cukup menjangkau semua masyarakat.

Liputan6.com, Nias Indonesia mempunyai 10.000 Puskesmas, yang berimbas pada tidak cukupnya semua masyarakat dapat menjangkau fasilitas kesehatan (faskes) tersebut. Padahal, arah pembangunan kesehatan saat ini fokus pada pencegahan agar jangan sampai orang jatuh sakit.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menuturkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya memperbagus dan melengkapi fasilitas di Puskesmas serta merevitalisasi konsep pelayanan primer.

Hal ini diwujudkan melalui pemeriksaan kesehatan di Puskesmas dan Posyandu dan keterlibatan masyarakat dalam menjaga kesehatan. Pencegahan dilakukan melalui upaya promotif preventif dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan sehingga dapat mewujudkan penduduk negara dengan kualitas kesehatan yang baik.

"Seluruh Indonesia ada 10.000 Puskesmas. Tidak akan cukup menjangkau semua masyarakat, kita harus turun sampai Poskesdes (Pos Kesehatan Desa)," tutur Budi Gunadi usai meninjau pelayanan di RS Pratama Nias Utara pada Jumat, 17 Februari 2023.

"Saya akan revitalisasi konsep pelayanan primer mulai dari pelayanan Puskesmas, turun ke Poskesdes dan Polindes (Pondok Bersalin Desa), yang akan jadi satu disebut dengan Posyandu Prima."

Pada Posyandu Prima, Kemenkes akan berfokus terhadap perluasan pelayanan kesehatan primer, yakni melayani semua usia, mulai dari bayi hingga lansia. Dengan demikian, upaya pencegahan dilakukan terhadap semua usia penduduk Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menjaga Orang Tetap Sehat

Disampaikan kembali oleh Budi Gunadi Sadikin, Kemenkes juga melakukan enam transformasi kesehatan. Salah satu yang paling penting adalah transformasi layanan primer.

"Itu yang sifatnya pencegahan atau namanya promotif preventif bukan layanan sekunder atau rujukan. Jadi kita, termasuk pemerintah daerah harus menjaga orang tetap sehat," lanjutnya melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

"Itu tugas utamanya sektor kesehatan, bukan menyembuhkan orang sakit."

Menurut Budi Gunadi, upaya pencegahan dapat mengurangi beban ekonomi ketimbang pengobatan. Bahkan dari sisi kualitas hidup, upaya pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan. Dampaknya akan banyak orang sehat dengan kualitas yang baik di Indonesia.

Untuk mewujudkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia yang baik, diperlukan upaya pencegahan di setiap daerah. Sebagai contoh, pemerintah Kabupaten Nias Utara tengah dalam proses melakukan penguatan sistem layanan kesehatan primer.

Puskesmas di Kabupaten Nias Utara berjumlah 11 unit. Sebanyak 8 unit Puskesmas di antaranya, berada di lokasi terpencil dan 3 Puskesmas berlokasi sangat terpencil.

Pada tahun 2022, pemerintah Nias Utara telah menetapkan 11 Puskesmas tersebut menjadi Puskesmas rawat inap. Tujuannya, memaksimalkan pelayanan karena jarak antar Puskesmas berjauhan, ditambah lagi kondisi jalan yang tidak bagus.

3 dari 3 halaman

Puskesmas Jadi RS Daerah Tipe D

Bupati Kabupaten Nias Utara Amizaro Waruwu mengatakan, Kementerian Kesehatan tahun ini menggelontorkan anggaran lebih dari Rp80 miliar untuk kesehatan di Kabupaten Nias Utara.

Sebagian besar anggaran dipergunakan untuk pembangunan empat Puskesmas beserta alat kesehatan dan 3 rumah dokter. Anggaran juga dipergunakan untuk pembangunan tiga gedung baru di rumah sakit pratama Nias Utara dan alat kesehatan.

"Target kami di daerah bahwa 2023 ini, kami akan menaikkan status Puskesmas ini menjadi Rumah Sakit Daerah tipe D," ungkap Amizaro.

"Harapan kami bahwa di 2023 ini pembangunan gedung, mudah-mudahan tidak ada kendala dan bisa diprediksi Oktober selesai."

Pembangunan kesehatan di Indonesia tidak secara eksklusif dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Butuh keterlibatan pemerintah daerah dan masyarakat untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara berpenduduk sehat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.