Sukses

Gempa Turki, WHO Prediksi Korban Tewas Bisa Lebih dari 20 Ribu

Menurut prediksi World Health Organization, angka korban bisa mencapai delapan kali lipat dari angka yang ada sekarang.

Liputan6.com, Jakarta Korban luka maupun tewas akibat gempa Turki dan Suriah terus bertambah. Data menunjukkan saat ini ada sekitar 3.400 orang meninggal usai gempa berkekuatan 7,8 Magnitudo dan 7,5 Magnitudo yang mengguncang pada Senin, 6 Februari 2023.

Angka itu bakal terus bertambah seiring para penyelamat berhasil menemukan para korban gempa bumi. Menurut prediksi World Health Organization (WHO) korban bisa mencapai delapan kali lipat dari angka yang ada sekarang atau mencapai lebih dari 20 ribu korban tewas.

"Kami selalu melihat hal yang sama saat kondisi gempa bumi. Laporan awal jumlah orang yang meninggal atau terluka akan meningkat cukup signifikan pada minggu berikutnya," kata pejabat darurat senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood kepada AFP.

Kondisi Turki yang saat ini sedang dingin bahkan masih bersalju bisa membuat banyak orang sulit berlindung. Hal ini akan menambah bahaya bagi korban gempa bumi di sana.

Belum lagi gempa susulan yang masih ada membuat kekhawatiran bakal ada bangunan yang ambruk bertambah.

"Kami masih merasakan gemgap susulan dan masih ada kekhawatiran bahwa mungkin masih ada lagi bangunan yang akan runtuh," kata koresponden BBC seperti mengutip laman tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Turki, Berada di Zona Gempa Aktif

Turki merupakan salah satu negara yang masuk dalam zona gempa paling aktif di dunia. Gempa sebenarnya hal yang kerap dirasakan warga di sana. Namun, gempa yang terjadi pada Senin kemarin termasuk yang mengerikan.

Beberapa warga di sana mengira itu adalah akhir zaman seperti disampaikan warga Kahramanmaras, Melisa Salman.

"Pertama kali kami mengalami hal seperti itu. Kami pikir itu adalah kiamat," kata Melisa.

Gempa pertama pada Senin Senin dini hari kemarin berkekuatan 7,8 M yang merobohkan bangunan saat orang-orang tertidur. Kemudian terjadi gempa susulan dengan kekuatan 7,6 M beberapa jam setelahnya. Dua gempa ini membuat banyak bangunan bertingkat kini jadi rata dengan tanah. 

Menurut Survei Geori Amerika Serikat, gempa ini berpusat sekitar 33 km dari Gaziantep, sebuah kota besar di Turki.

Tahun-tahun sebelumnya, Gempa mematikan yang pernah melanda Turki terjadi pada 1999. Saat itu, lebih dari 17 ribu orang korban tewas akibat gempa yang berpusat di barat laut Turki.

Puluhan tahun sebelumnya, pada 1939, ada 33 ribu orang meninggal akibat gempa yang berpusat di Provinsi Erzincan yang berada di timur Turki.

3 dari 3 halaman

10 WNI Luka-Luka

Hingga 7 Februari 2023, KBRI Ankara mencatat ada 10 WNI mengalami luka-luka akibat gempa tersebut. Empat di antaranya sudah dirawat di rumah sakit setempat, sedangkan enam lainnya termasuk tiga orang yang mengalami patah tulang akan dievakuasi ke rumah sakit di Ankara seperti mengutip Antara.

Sementara itu, 104 WNI akan dievakuasi dari lima wilayah yang terdampak gempa menuju Ankara. 104 WNI itu terdiri atas 40 orang dari Gaziantep, 40 orang dari Kahramanmaras, 14 dari Dyarbakir, 9 dari Hatay, serta 1 WNI dari Adana.

Para WNI tersebut harus dievakuasi karena pada umumnya tempat tinggal maupun asrama mereka telah hancur, sementara penampungan yang disediakan otoritas setempat sudah melebihi kapasitas.

Selain itu, mereka juga tidak dapat tinggal di tenda-tenda karena suhu udara yang dingin berkisar antara 4 hingga -7 derajat Celsius dan disertai badai salju.

Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan proses evakuasi WNI yang berada di Gaziantep, Kahramanmaras, dan Hatay ke Ankara kemungkinan bisa dilakukan pada Selasa malam ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini