Sukses

Jangan Remehkan Telur, Salah Satu Protein Hewani untuk Cegah Stunting

Telur menjadi salah satu sumber protein hewani yang sangat mudah ditemui. Selain itu, manfaatnya cukup tinggi untuk dapat membantu cegah stunting.

Liputan6.com, Jakarta Mencegah stunting penting dilakukan sejak anak masih berada dalam kandungan. Setelahnya, upaya pencegahan stunting perlu dilanjutkan dengan memerhatikan gizi harian anak secara seimbang.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Stunting IDAI, Prof Dr Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K) mengungkapkan bahwa protein hewani menjadi salah satu asupan gizi terpenting untuk cegah stunting.

Telur sendiri menjadi salah satu sumber protein hewani yang paling mudah ditemui.

"Ini berdasarkan beberapa penelitian nih. Di Ekuador dikasih telur anak umur 6-9 bulan selama enam bulan, satu butir itu bisa menurunkan stunting 47 persen, underweight 74 persen," ujar Yanti dalam seminar media bersama IDAI bertema Peranan Protein Hewani dalam Mencegah Stunting di Indonesia, Selasa (24/1/2023).

Yanti menjelaskan, pada saat usia anak 6-8 bulan, 70 persen sumber energi masih dari ASI. Sedangkan sumber energi dari MPASI hanyalah 30 persen, maka melengkapinya bisa dengan satu butir telur ayam.

"Jadi kasih satu butir telur ayam masih bisa ini usia 6-8 bulan sehari ya. Kalau 9-11 bulan, dia butuh 7,5 gram (protein hewani), jadi bisa dikasih telur ayam sama setengah hati ayam," kata Yanti.

"Dalam 12-24 bulan, dia (kebutuhan energi) dari ASI-nya cuma tinggal 30 persen, sisanya harus dilengkapi protein dari MPASI. Termasuk proteinnya 14 gram, jadi bisa dengan satu butir telur, 30 gram ikan kembung, tambah susu UHT misalnya."

Sedangkan pada anak usia di atas dua tahun, yang mana kebutuhan proteinnya sebanyak 25 gram bisa diberikan dua butir telur ayam, satu hati ayam atau 30 gram daging merah, ditambah dengan dua susu UHT 125 ml atau 30 gram teri nasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kenapa Protein Hewani Penting?

Dalam kesempatan yang sama, Yanti turut menjelaskan soal pentingnya konsumsi protein hewani untuk mencegah stunting. Hal ini lantaran protein hewani menjadi sumber asam amino esensial yang tinggi.

Itulah yang menjawab pertanyaan soal pentingnya protein hewani dalam mencegah stunting.

"Sumber asam amino esensial ini kalau kita lihat itu adalah di protein hewani. Kita lihat dari kedelai, kacang-kacangan, semua rendah. Yang tinggi itu justru ada di protein hewani yang berasal dari susu, telur, ikan, ayam, dan sebagainya," ujar Yanti.

Bahkan Yanti menjelaskan, penelitian menunjukkan jikalau seorang anak mengonsumsi protein hewani lebih dari satu jenis dalam satu hari, maka risiko untuk stunting ikut mengalami penurunan.

"Kalau tiga jenis (berbeda) protein hewaninya, itu menjadi kurang 6,1 persen. Ini juga dibuktikan bahwa ada 49 negara yang angka stuntingnya tinggi, semua itu terkait dengan rendahnya kandungan protein hewani dalam mpasi-nya," kata Yanti.

3 dari 4 halaman

Jumlah Protein Hewani Harus Cukup

Yanti mengungkapkan bahwa selain dari jenisnya yang harus lengkap berasal dari berbeda-beda sumber, jumlah protein hewani turut harus dicukupkan.

"Bukan hanya perlu lengkap. Dia jumlahnya pun harus lengkap. Penelitian memperlihatkan bahwa satu saja asam amino esensialnya berkurang, maka dia bisa menurunkan hormon pertumbuhannya 34 persen," ujar Yanti.

"Padahal kalau semuanya itu benar-benar 50 persen. Artinya apa? Asam amino bukan hanya lengkap, tapi juga cukup sesuai RDA," tambahnya.

Protein yang harus digunakan pun protein hewani. Hal tersebut lantaran jikalau menggunakan protein nabati, hasil asam amino esensial yang dihasilkan tidak setinggi dari protein hewani.

4 dari 4 halaman

Konsumsi Asam Amino Esensial

Lebih lanjut Yanti mengungkapkan bahwa konsumsi asam amino esensial memang akan mengaktivasi mTORC, yang akan memengaruhi pembentukan protein dalam tubuh.

"Nah, mTORC ini akan memengaruhi pembentukan protein. Jadi kalau dia kurang, pembentukan protein kurang. Protein itu dipakai untuk apa? Protein itu dipakai untuk membuat pertumbuhan tulang, otot," ujar Yanti.

"Sehingga (jika kadarnya kurang) anaknya mudah terjadi weight faltering, berat badan kurang, gizi kurang. Menghambat pembentukan sel darah, bisa anemia. Gangguan fungsi kekebalan tubuh sehingga mudah terjadi infeksi," tambahnya.

Yanti menambahkan, kurangnya kadar mTORC turut dapat menyebabkan terhambatnya pembentukan lemak yang berdampak pada linisasi sistem saraf, dan berujung pada menurunkan kecerdasan.

"Jadi kita lihat betapa pentingnya konsumsi asam amino esensial," kata Yanti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.