Sukses

Penuaan Dini hingga Obesitas, Akibat Penyintas Kanker Anak Kelebihan Konsumsi Gula

Ini alasan penyintas kanker anak wajib membatasi konsumsi gula sehari-hari

Liputan6.com, Jakarta - Penting bagi para orangtua untuk memerhatikan apa saja makanan anak mereka yang tengah berjuang melawan kanker.

Dalam sebuah webinar yang diadakan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) pada Sabtu (7/1) dr Yoga Devaera SpA(K) mengingatkan bahwa penyintas kanker anak punya risiko mengalami kanker sekunder.

Contohnya, kata Yoga, penyintas kanker Leukemia yang berisiko mengalami kanker kulit hingga kanker otak.

Menurut Yoga, faktor genetika serta gaya hidup seperti status gizi, kebiasaan makan, dan aktivitas fisik turut memengaruhi kondisi tersebut.

Oleh sebab itu, beberapa makanan memang perlu dibatasi untuk penyintas kanker anak.

"Makanan yang harus dihindari adalah ultra processed food atau makanan yang sudah mengalami proses pengolahan yang panjang," kata Yoga.

Dijelaskan dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI RSCM), makanan-makanan itu umumnya mengandung gula dan garam yang tinggi, yang bahkan melebihi kebutuhan sehari-hari seorang anak.

Makanan lain yang juga harus dibatasi adalah gula tambahan, yang konsumsinya menurut Yoga tidak lebih dari lima persen dari kebutuhan kalori dalam sehari.

Tentu ada alasan mengapa anak dengan kanker harus mengurangi konsumsi gula. Menurut Yoga, dari hasil penelitian yang melibatkan penyintas kanker anak sampai mereka berumur 30 tahun, mereka yang mengonsumsi hingga 10 persen dari kebutuhan kalori harian, berisiko mengalami penuaan dini.

"Penuaan dini meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti obesitas dan osteoporosis dapat datang lebih cepat," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Risiko Hipertensi

Seperti yang dikatakan Yoga bahwa ultra processed food mengandung garam yang tinggi. Sementara penyintas kanker anak, harus membatasi konsumsi garam dan hanya boleh 5 gram sehari atau setara 2 gram dalam bentuk natrium. 

Adapun anjuran diet yang disarankan Yoga dengan menerapkan pola gizi seimbang yang disesuaikan dengan status gizi dan usia anak.

Selayaknya pola makan kebanyakan, empat sumber makanan ini wajib ada, yaitu karbohidrat, protein, sayur, buah dan susu.

 

3 dari 4 halaman

Mengapa Penyintas Kanker Anak Harus Minum Susu

Menurut Yoga, susu penting karena risiko osteoporosis pada penyintas kanker anak meningkat. Susu adalah sumber kalsium yang baik. Juga baik untuk pertumbuhan anak.

"Jika pertumbuhan anak normal dan makannya bagus, cukup diberikan fresh milk atau susu pasteurisasi. Komponen nutrisi susu ini paling bagus, tapi harus disimpan di suhu rendah," katanya.

"Jika berat badan kurang, susu formula tinggi kalori lebih disarankan," dia menambahkan.

Yoga menekankan bahwa susu formula bukan termasuk ultra prossesed food meski mengalami proses pengolahan makanan yang panjang.

 

4 dari 4 halaman

Ajak Penyintas Kanker Anak Berolahraga

Masih di acara yang sama, konsultan tumbuh kembang anak dari FKUI RSCM, dr Bernie Endyarini Medise SpA(K) mengingatkan para orangtua untuk rajin mengajak anak mereka untuk berolahraga.

Bernie bilang anak-anak dengan penyakit kronis kerap mengalami gangguan perkembangan. Namun, diharapkan gangguan perkembangan ini tidak dibiarkan begitu saja, tapi harus dikejar sehingga penyintas kanker anak bisa tetap berkembang optimal.

"Salah satunya dengan melakukan aktivitas fisik. Ini menjadi tantangan sendiri, karena anak pun mesti berjuang dengan penyakitnya. Bagaimana dia bisa tetap bugar dan dapat beraktivitas,” ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.