Sukses

Sebelum Coba Produk Perawatan Kulit Baru, Ini Tahapan Penting yang Sebaiknya Dilakukan

Mencoba-coba produk perawatan kulit memang menyenangkan. Namun, jangan lupa ada tahapan penting yang tak boleh terlewatkan.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan skincare atau perawatan kulit tak henti-hentinya mengeluarkan produk baru dengan berbagai macam klaim yang menggiurkan. Bahkan menurut Environmental Working Group (EWG), rata-rata wanita menggunakan 12 produk perawatan kulit setiap harinya, yang mana mengandung sekitar 168 bahan kimia.

Terlebih, Anda mungkin masih tergiur untuk mencoba produk lain meski telah cocok dengan satu merk demi mendapatkan hasil yang maksimal. Pasalnya, mencoba-coba produk perawatan kulit memang menyenangkan, apalagi jika Anda akhirnya menemukan yang lebih baik untuk kulit Anda.

Namun keinginan untuk coba-coba inipun mungkin jadi tak asyik lagi jika kulit menimbulkan reaksi negatif. Reaksi negatif tersebut dapat berupa munculnya rasa gatal, kemerahan, panas, iritasi, hingga pengelupasan.

Itulah mengapa para pakar merekomendasikan siapapun untuk melakukan patch test. Tahapan satu ini dianggap sangat penting sebelum menggunakan produk perawatan kulit baru sepenuhnya pada area wajah. 

"Patch test adalah saat Anda menguji produk dengan mengoleskannya ke area kecil kulit Anda dan mengamati itu," ujar dokter kulit di New York, Nava Greenfield mengutip Everyday Health, Jumat (23/12/2022).

Dengan kata lain, patch test dapat membantu Anda mengidentifikasi bagaimana kulit bereaksi terhadap produk baru sebelum benar-benar menggunakannya pada seluruh wajah. Sehingga, Anda pun tahu konsekuensinya jikalau ada ketidakcocokan. 

Patch test sendiri dapat dilakukan pada area kulit seperti siku, bagian bawah rahang, hingga leher bagian samping.  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Identifikasi Reaksi Negatif

Usai melakukan patch test, Anda dapat lebih yakin untuk memutuskan akan melanjutkan penggunaan produk atau justru harus menghindarinya. Nava mengungkapkan bahwa reaksi yang muncul itulah yang dapat menunjukkan ketidakcocokan.

"Reaksi yang muncul pada kulit itu mungkin menunjukkan alergi kontak atau kepekaan terhadap produk atau bahan yang sedang digunakan," kata Nava.

Menurut Food and Drug Administration (FDA), tanda-tanda reaksi alergi termasuk ruam, gatal-gatal, dan perubahan warna. Perubahan warna itu dapat berupa kemerahan pada warna kulit yang lebih terang. Serta, coklat tua, ungu, atau abu-abu pada warna kulit yang lebih gelap.

Pendapat selaras pun disampaikan oleh direktur penelitian kosmetik dan klinis di Mount Sinai Hospital, Joshua Zeichner. Menurutnya, ketidakcocokan pada suatu produk dapat dilihat dengan beberapa tanda, yang salah satunya memang berupa kemerahan.

Kemerahan masuk kategori ketidakcocokan ringan. Sedangkan, kategori ketidakcocokan yang ekstrem dapat ditandai dengan munculnya ruam yang terasa gatal, kulit mengelupas hingga terasa seperti bersisik.

3 dari 4 halaman

Patch Test Bisa Dilakukan secara Mandiri

Lebih lanjut Joshua mengungkapkan bahwa patch test dapat dilakukan secara mandiri di rumah maupun dengan pergi ke klinik dermatologi. Perbedaannya ada pada kategori dan kandungan skincare mana yang menjadi penyebabnya.

"Patch test mandiri dapat menentukan apakah Anda sensitif terhadap suatu produk atau tidak. Tetapi tidak selalu dapat memberitahu Anda secara spesifik apakah itu masuk kategori alergi atau iritasi," kata Joshua.

"Begitupun dengan bahan apa yang secara khusus bereaksi pada kulit Anda. Saat Anda menggunakan produk dengan bahan aktif yang keras, maka kemungkinan besar Anda bisa menghubungkan reaksi tersebut dengan bahan aktif itu," tambahnya.

Sedangkan patch test yang dilakukan di klinik dermatologi biasanya akan lebih spesifik. Bahkan, dokter bisa memeriksakan lebih dari 80 jenis bahan aktif pada kulit untuk mengetahui mana yang cocok dan tidak.

4 dari 4 halaman

Produk Apa Saja yang Perlu Patch Test?

Joshua mengungkapkan bahwa mungkin akan terdengar repot, namun memang sebaiknya patch test dilakukan pada semua produk skincare yang hendak digunakan pada wajah.

Jika Anda terlalu malas untuk melakukannya, maka setidaknya disarankan untuk melakukan patch test pada produk yang mengandung bahan aktif. Seperti, vitamin C, exfoliating acid, dan retinol. Mengingat ketiganya menjadi bahan paling mengiritasi.

Terakhir, untuk patch test yang lebih maksimal, pastikan kulit berada dalam keadaan bersih dan sehat sebelum menggunakan produk. Amatilah itu selama 24 jam untuk melihat kemungkinan reaksi alergi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.