Sukses

Orang NTB Kena Serangan Jantung, Perawatan Kateterisasi Tak Perlu Lagi Terbang ke Surabaya

Dahulu, pasien jantung di NTB perlu untuk melakukan rujukan ke rumah sakit di luar daerah untuk bisa mendapatkan perawatan kateterisasi. Kini, hal tersebut tak lagi perlu dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta - Sebelumnya, layanan bedah jantung di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) perlu melakukan rujukan ke provinsi lainnya untuk bisa ditindak. Kini, masyarakat NTB sudah bisa melakukan layanan bedah jantung seperti kateterisasi di provinsinya sendiri.

Salah satu cerita soal pasien jantung di NTB yang harus dirujuk diangkat oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

Pria yang akrab disapa BGS ini mengungkapkan bahwa dahulu dirinya sempat diceritakan oleh rekan gubernur NTB pada periode sebelumnya. Kala itu, ibu dari istri gubernur NTB tersebut mengalami serangan jantung dan harus dirujuk ke rumah sakit di Surabaya.

"Ibunya dulu pernah kena serangan jantung tapi karena tidak bisa dikateterisasi (di NTB), jadi harus dibawa ke Surabaya. Sehingga akhirnya beliau memastikan agar rumah sakit umum daerah NTB bisa melakukan kateterisasi," kata Budi Gunadi dalam konferensi pers Pelayanan Bedah Jantung Terbuka Pertama di Provinsi NTB, Jumat (16/12/2022).

"Nah sekarang sudah meningkat (layanannya) jadi bisa melakukan bedah jantung terbuka. Jadi saya sangat bangga sekali. Ini merupakan salah satu provinsi di luar Jawa yang maju," tambahnya.

Saat ini, provinsi NTB telah memiliki pelayanan bedah jantung terbuka pertama di RSUD Provinsi NTB setelah bertahun-tahun harus dirujuk ke rumah sakit di luar provinsi. Berkaitan dengan hal itu, Budi Gunadi pun turut mengucapkan selamat pada provinsi NTB.

"Sekali lagi saya ucapkan selamat. Saya doakan semoga layanan jantung di NTB semakin baik," ujar Budi Gunadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jadi Salah Satu Harapan Kemenkes

Dalam kesempatan yang sama, Budi Gunadi mengungkapkan bahwa menjelang akhir masa jabatannya, ia memang berharap 34 provinsi yang ada sudah bisa melakukan bedah jantung terbuka.

Harapan itu masuk dalam dua dari enam pilar transformasi kesehatan yang hendak dicapai oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dua diantaranya berkaitan dengan pemenuhan dokter spesialis dan sistem layanan primer pada masing-masing provinsi.

"Saya memang sangat berkeinginan agar di akhir masa jabatan saya sama Dokter Dante, 34 provinsi sudah bisa melakukan bedah jantung terbuka dan setengah dari 514 kabupaten dan kota sudah bisa melakukan intervensi kateterisasi," ujar Budi Gunadi.

"Sehingga masyarakat kita yang terkena serangan jantung, yang merupakan (penyebab) nomor dua dari tingkat kematian sesudah stroke, tapi nomor satu dari beban pembiayaan BPJS, itu bisa tertangani," tambahnya.

Budi Gunadi pun turut mengucapkan terima kasih pada Rumah Sakit Jantung Harapan Kita karena upayanya untuk mendorong itu, yang mana salah satunya dilakukan dengan mendorong layanan bedah jantung pertama di NTB tersebut.

"Luar biasa pada tim Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, terus-menerus tidak pernah lelah untuk mendorong terbangunnya jaringan rujukan layanan jantung," kata Budi Gunadi.

3 dari 4 halaman

Pentingnya Layanan Jantung yang Merata

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Kesehatan, dr Dante Saksono Harbuwono yang turut hadir secara daring ikut mengucapkan selamat pada NTB yang akhirnya bisa melakukan operasi bedah jantung pertamanya.

Dante menjelaskan, penyakit jantung menjadi penyakit dengan sumber pendanaan terbesar di Indonesia. Sumber pendanaannya menghasilkan sekitar Rp 16,7 triliun per tahunnya.

"Penyakit jantung menempati posisi kedua penyebab kematian setelah stroke. Selama 10 tahun terakhir ini, kematian tertinggi di Indonesia tersebut disebabkan karena akses layanannya yang belum merata," ujar Dante.

"Akses layanan yang belum merata ini sebabnya karena memang kita belum memiliki fasilitas yang tersebar di Indonesia secara baik," tambahnya.

Alhasil, Dante mengungkapkan bahwa Kemenkes akan menetapkan strata rumah sakit di madya. Dengan begitu, rumah sakit nantinya bisa melakukan kateterisasi jantung secara mandiri di masing-masing provinsi.

4 dari 4 halaman

Jadi Kado Ulang Tahun untuk NTB

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr H Lalu Hamzi Fikri sendiri mengungkapkan bahwa layanan bedah jantung pertama itu menjadi kado terindah untuk provinsi NTB.

"Ini adalah kado terindah untuk provinsi NTB dalam ulang tahunnya ke 64, insya Allah tanggal 17 Desember besok akan dirayakan puncaknya di Kantor Gubernur. Terima kasih rumah sakit provinsi sudah memberikan kado terindah," ujar Lalu Hamzi yang turut hadir dalam konferensi pers.

Ketua Tim Pengampu Layanan Kardiovaskuler Nasional, dr Hananto Andriantoro, SpJP(K) yang melakukan bedah jantung pertama di NTB sendiri turut mengungkapkan bahwa sudah selayaknya provinsi NTB punya layanan itu. Mengingat pasien penyakit jantung di sana cukup banyak.

"Provinsi NTB menjadi target kita karena menurut Riskesdas ada 1,5 persen dari 5,2 juta (penduduk di NTB) menderita penyakit jantung koroner, dan tindakan intervensi sudah mendekati seribu dalam satu tahun. Sudah selayaknya rumah sakit provinsi NTB harus sampai pada tingkat utama yaitu melakukan tindakan bedah jantung terbuka," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.