Sukses

Kanker Serviks Berisiko Tinggi Sebabkan Kematian, Cegah dengan Vaksinasi HPV

Kanker serviks membunuh lebih dari 200 juta orang Indonesia. Untuk mencegah terkena kanker serviks, dapatkan vaksinasi HPV.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti tentang angka kematian terkait kanker di Indonesia. Diketahui, kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Tanah Air. 

"Kanker membunuh lebih dari 200 juta penduduk Indonesia," tutur Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin dalam acara "Penandatanganan Kerangka Kerja Kemitraan Transfer Teknologi antara MSD dan Bio Farma" pada Selasa (13/12/2022).

Untuk mengetahui jumlah kasus di lapangan, Menteri Budi mengatakan agar jumlah di atas dikalikan 4. Ini karena banyaknya jumlah kematian yang tidak terdaftar. Dengan demikian, dapat disimpulkan kematian yang disebabkan oleh kanker bisa mencapai angka 800 juta.

Salah satu jenis kanker yang sering dialami adalah kanker serviks, yaitu kanker yang terjadi pada area leher rahim. Kanker ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius bila tidak segera ditangani.

Di Indonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua dengan 36.633 kasus atau 9,2 persen dari total kasus kanker, tepat di bawah kanker payudara dengan jumlah kasus sebanyak 65.858 atau 16,6 persen, menurut laporan Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2020.

"Mutasi sel kanker dapat disebabkan oleh 3 hal," ucap Menteri Budi. Ketiga faktor tersebut yaitu genetik, lingkungan, dan virus.

Virus yang dapat mengakibatkan kanker serviks yaitu human papillomavirus (HPV). HPV sendiri merupakan virus yang biasanya menyebar lewat hubungan seks atau kontak melalui kulit.

Meskipun demikian, Menteri Budi menyebut kanker yang disebabkan oleh virus ini dapat dihindari, yaitu dengan mendapatkan vaksinasi HPV.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Vaksin HPV

Vaksin HPV adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi tubuh dari infeksi human papillomavirus (HPV). Vaksin ini dapat diberikan kepada anak-anak yang memasuki masa remaja, baik perempuan maupun laki-laki, wanita yang berada dalam masa subur, serta pria yang aktif melakukan aktivitas seksual.

"Vaksin bisa menjangkau semua wanita usia subur, mulai dari usia 10 sampai usia lima puluhan tahun, ya. Wanita usia subur," ujar Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir dalam kesempatan yang sama.

Tidak hanya wanita, vaksin juga dapat diberikan kepada pria yang aktif melakukan kegiatan seksual, tambah Honesti.

Saat ini Vaksin HPV telah digunakan untuk program introduksi imunisasi HPV di berbagai kabupaten dan kota.

Mengutip dari situs Kemkes, vaksin HPV pada tahun ini diberikan di 131 kabupaten/kota di 8 provinsi, terdiri dari 4 provinsi di pulau Jawa dan 4 provinsi di luar pulau Jawa (Provinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Bali).

Rencananya, imunisasi HPV akan terus diperluas hingga menjadi program skala nasional pada tahun 2023.

3 dari 4 halaman

Vaksin Diberikan Sedini Mungkin

Mengingat angka kematian yang disebabkan oleh kanker serviks cukup tinggi, Honesti menyebut pemberian vaksin harus dilakukan sedini mungkin.

Selain itu, meski vaksinasi pada wanita usia subur efektif, pemberian vaksin pada anak-anak yang belum aktif secara seksual dianggap lebih efektif. Oleh karena itu vaksinasi untuk anak sekolah kelas 5 dan 6 SD digalakkan.

"Makanya kalau dari pemerintah memang dimulainya dari anak sekolah yang memang secara seksual mereka belum aktif," kata Honesti.

Program pemberian vaksin untuk peserta didik Sekolah Dasar kelas 5 dan 6 akan mulai diberikan tahun depan. Vaksin ini akan diberikan secara gratis sebagai salah satu bentuk program pemerintah dalam menangani dan menekan angka kasus kanker, khususnya kanker serviks.

Untuk pemberian vaksin tahap pertama, Bio Farma menyasar sebanyak 1,4 juta anak Sekolah Dasar (SD) kelas 5 dan 6.

"Tahap pertama itu sekitar 1,4 juta, ya, anak sekolah kelas 5, 6 SD," tutur Honesti.

Vaksin ini akan diberikan dalam 2 dosis per tahun. Ini berarti, jumlah vaksin yang diproduksi yaitu 2,8 hingga 3 juta dosis per tahun untuk tahap pertama.

Setelah itu, pemberian vaksin juga diperluas untuk wanita usia subur dan kemudian pria yang aktif melakukan hubungan seksual.

4 dari 4 halaman

Efek Samping Vaksin

Vaksin HPV disebut-sebut dapat menyebabkan kemandulan. Namun, ini tidak benar. Sebaliknya, vaksin ini sangat penting untuk didapatkan.

Selain dapat mencegah terkena kanker serviks, vaksin HPV disebut tidak memiliki efek samping membahayakan. Bahkan, menurut laman Kemkes, vaksin ini juga boleh diberikan kepada ibu menyusui.

Sementara itu, efek umum yang sering dikeluhkan setelah mendapatkan vaksinasi yaitu bengkak, nyeri dan kemerahan di sekitar lokasi suntikan serta sakit kepala.

MSD menandatangani perjanjian kerangka kerja terkait kerjasama transfer teknologi dengan Bio Farma Induk Holding BUMN Farmasi  untuk memproduksi secara lokal vaksin 4-valent human papillomavirus (HPV) MSD pada Selasa (13/12/2022).

Perjanjian tersebut ditandatangani oleh George Stylianou, Managing Director MSD Indonesia dan Honesti Basyir, CEO Bio Farma Induk Holding dan disaksikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury, Perwakilan Kedutaan Besar US di Indonesia, serta Presiden MSD Asia Pasifik, David Peacock.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini