Sukses

Banyak Korban Sesak Napas, Mahfud MD Sesalkan Tragedi Arema di Kanjuruhan

Mahfud MD menyesalkan tragedi Arema yang terjadi Kanjuruhan Malang dengan banyak korban sesak napas.

Liputan6.com, Malang - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Republik Indonesia Mahfud MD menyesalkan terjadinya tragedi Kanjuruhan Malang usai laga derby antara Arema FC dan Persebaya Surabaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022.

Menurut Mahfud MD, tragedi Arema yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang bukan bentrok antar supporter Persebaya dengan Arema. Seperti diketahui, tragedi itu bermula saat Arema FC menelan kekalahan 2-3 dari tamunya, Persebaya Surabaya. Aremania (sebutan supporter Arema) meluapkan kekecewaannya dengan masuk ke lapangan.

"Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar supporter Persebaya dgn Arema. Sebab, pada pertandingan itu supporter Persebaya tidak boleh ikut menonton," ucap Mahfud melalui pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com pada Minggu, 2 Oktober 2022.

"Supporter di lapangan hanya dari Arema. Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak napas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar supporter."

Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, selama 2 x 45 menit pertandingan Arema vs Persebaya berjalan lancar tanpa gejolak berarti. Namun, usai pertandingan, sejumlah supporter yang tak puas dengan hasil itu turun dari tribun lalu merangsek masuk ke dalam lapangan.

“Masalah terjadi usai pertandingan, mereka kecewa kalah di kandang sendiri sebelumnya selama 23 tahun tak pernah kalah,” kata Nico dalam keterangan resminya di Malang, Minggu, 2 Oktober 2022.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Antisipasi Pertandingan Tidak Optimal

Mahfud MD menambahkan, aparat kepolisian sudah berupaya melakukan antisipasi jalannya pertandingan Arema vs Persebaya.

"Sebenarnya sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan," tutur Mahfud Md kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).

"Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore bukan malam, jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion, yakni 38.000 orang. Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat."

Alhasil, pertandingan tetap dilangsungkan pada malam hari dan tiket yang dicetak berjumlah 42.000 lembar.

"Pemerintah menyesalkan atas tragedi Kanjuruhan. Pemerintah akan menangani tragedi ini dengan baik. Kepada keluarga korban kami menyampaikan belasungkawa," imbuh Mahfud.

"Kami juga berharap agar keluarga korban bersabar dan terus berkoordinasi dengan aparat dan petugas pemerintah di lapangan."

3 dari 4 halaman

Pelampiasan Kekecewaan

Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, selama 2 x 45 menit pertandingan berjalan lancar tanpa gejolak berarti. Sayangnya, usai pertandingan, sejumlah supporter yang tak puas dengan hasil itu turun dari tribun lalu merangsek masuk ke dalam lapangan.

“Masalah terjadi usai pertandingan, mereka kecewa kalah di kandang sendiri sebelumnya selama 23 tahun tak pernah kalah,” kata Nico dalam keterangan resminya di Malang, Minggu, 2 Oktober 2022.

Kekecewaan berujung ditandai penonton turun ke tengah lapangan untuk mencari pemain dan ofisial Arema FC guna melampiaskan kekecewaannya. Dalam prosesnya, hal itu dinilai membahayakan keselamatan tim Persebaya maupun Arema.

Dikutip dari Surabaya Liputan6.com, petugas keamanan yang berusaha menghalau tak digubris. Situasi kacau tak terkendali, bahkan ada beberapa petugas yang mendapat pukulan dari supporter. Karena itulah petugas kepolisian kemudian melepaskan tembakan gas air mata.

“Mereka pergi ke satu titik di pintu 12 kemudian ada penumpukan dan di sana (menyebabkan) kekurangan oksigen, sesak napas. Tim medis di dalam stadion berupaya menolong,” ujar Nico.

4 dari 4 halaman

Seluruh Korban Sesak Napas

Tragedi Kanjuruhan Malang pun memakan korban 127 orang. Dari seluruh korban jiwa itu, 34 orang meninggal dunia saat di stadion dan 93 orang meninggal dunia di rumah sakit

Selain korban jiwa, sampai Minggu pagi ini (2/10/2022) masih ada 180 orang yang dirawat di sejumlah rumah sakit di Malang. Seluruhnya sesak napas kekurangan oksigen.

“Lalu da 10 mobil dinas polisi dan 3 mobil pribadi rusak. Kami menyesalkan, prihatin dan sangat berduka cita atas kejadian ini,” Irjen Pol Nico Afinta melanjutkan.

Kepolisian akan terus mengecek kondisi di lapangan guna memastikan tidak ada korban tertinggal baik di dalam maupun di area stadion. Nico meminta untuk saat ini agar semua pihak fokus ke upaya penanganan korban.

“Nanti akan ada penjelasan lebih lanjut dan mohon beri kami waktu untuk pendalaman lebih lanjut,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.