Sukses

10 Mitos dan Fakta Seputar Skincare Menurut Ahli

Merawat dan menjaga kesehatan kulit memang diperlukan, tetapi hati-hati keliru soal penggunaan skincare selama ini.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap bagian dari tubuh manusia memiliki fungsi, peranan, dan metode perawatan yang berbeda, termasuk juga pada kulit.

Kulit kita memainkan banyak peranan. Misalnya, sebagai penghalang jalan bagi patogen, membantu jaga lapisan terdalam tubuh, serta membantu untuk menghangatkan tubuh ketika dingin, dan menyejukkan tubuh ketika panas.

Melalui kulit juga, kita dapat merasakan dunia sekitar kita dengan sentuhan karena adanya neuron sensoris pada kulit.

Sebagai salah satu organ tubuh yang bisa dilihat, kulit sering kali menjadi target sasaran berbagai macam produk perawatan dengan berbagai iming-iming hasil yang memuaskan.

Contohnya memutihkan kulit, membersihkan, membuat kulit tampak awet muda, bahkan menyehatkan kulit.

Dikutip dari laman Medical News Today, agar tidak salah kaprah, berikut 10 mitos beserta fakta seputar skincare menurut ahli:

Mitos 1: Semakin Mahal Produk Skincare, Kulit Semakin Terlihat Awet Muda

Industri perawatan kulit kian menjamur di berbagai belahan dunia.

Di Amerika Serikat saja, produk prestise untuk perawatan kulit mencapai angka penjualan 1,1 Milyar USD pada tahun 2020.

Namun, terlepas dari maraknya penjualan produk skincare dan biayanya yang selangit, seorang konsultan dermatologi dari Cadogan Clinic, Derrick Phillips meluruskan kekeliruan tersebut, “Tidak ada krim kulit yang dapat melindungi kulit dari penuaan tanpa batas. Ini adalah taktik pemasaran dan tentu saja tidak benar.”

Jadi, semakin mahal sebuah produk perawatan kulit, tidak menjamin bahwa kulit kita akan semakin terlihat awet muda.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mitos 2: Air Putih Sebagai Sumber Hidrasi Kulit

Menurut ahli dermato-epidemologi dari University of Nottingham, Hywel Williams, mengatakan bahwa, ini merupakan separuh fakta.

Menurutnya, air minum hanya membuat kulit kita terhidrasi, “dalam arti air menjaga tubuh tetap terhidrasi dan kulit adalah organ tubuh terbesar,” ungkapnya.

Beth. G. Goldstein, dari Central Dermatology Center juga menambahkan, “Tidak ada bukti bahwa air minum berdampak langsung pada kulit kalian, kecuali dalam kondisi ekstrem, seperti serangan panas atau dehidrasi parah,”

Mitos 3: Sabun Anti-Bakteri Paling Baik untuk Kulit

Ini adalah mitos. Mikrobioma alami kulit sangat penting untuk menjaga kesehatan kulit.

“Menggunakan sabun antibakteri dapat mengganggu keseimbangan alami itu,” jelas Prof. Williams.

“Mereka juga bisa lebih keras pada kulit daripada sabun pH netral.”

“Menghilangkan bakteri baik dan jahat secara teratur tidak selalu merupakan ide terbaik,” tambah Dr. Goldstein, “kecuali jika Anda berada dalam situasi di mana hal ini penting, misalnya, jika Anda bekerja di bidang perawatan kesehatan, penanganan makanan, atau tentu saja, saat pandemi.”

3 dari 4 halaman

Mitos 4: Wajah yang Kotor Jadi Penyebab Jerawat

Menurut Williams, ini adalah ‘omong kosong.’ Kecuali dia menjelaskan kotoran sebagai kontaminasi dengan zat berminyak seperti pomade rambut, make-up berminyak, atau paparan minyak kerja.

Kotoran biasa tidak akan menghasilkan jerawat.

Goldstein juga menambahkan bahwa jerawat disebabkan oleh interaksi kompleks antara hormon dan kulit, bukan kotoran.

Mitos 5: Makan Coklat Bikin Jerawatan

Sederhananya, Williams menulis bahwa pernyataan mengenai coklat dapat menyebabkan jerawat adalah sebuah mitos yang tidak berdasar.

Mitos 6: Semua Paparan Sinar Matahari Buruk bagi Kulit

William mengatakan bahwa, semua paparan sinar matahari pasti memberikan dampak kerusakan bagi kulit.  Akan tetapi, dampak yang diberikan juga tidak selamanya buruk.

Paparan sinar matahari sangat penting untuk meningkatkan sintesis vitamin D, terutama bagi orang-orang di daerah yang jauh dari khatulistiwa dan mereka yang menerima sinar matahari lebih rendah.

Mitos 7: Semprotan Tan Melindungi Kulit dari Sinar UV

Phillip membantah mitos tersebut dan mengatakan bahwa, hal itu tidak memberikan perlindungan apa pun terhadap radiasi UV dan tidak boleh digunakan sebagai alternatif tabir surya.

4 dari 4 halaman

Mitos 8: Vitamin E Bantu Hilangkan Bekas Luka

Dr. Goldstein memberikan pernyataan bahwa, hingga saat ini tidak ada data yang mendukung penggunaan vitamin E untuk membantu menghilangkan bekas luka.

Mitos 9: Produk Alami Lebih Baik untuk Kulit

Produk yang dipasarkan sebagai "alami" populer di kalangan konsumen. Namun, istilah "alami" tidak mengatakan apa pun tentang keefektifan atau keamanan produk.

William juga mengatakan bahwa, “produk alami dapat memiliki efek samping yang sama banyaknya dengan produk medis yang telah teruji — mereka mungkin tidak seefektif itu, dan mereka mungkin mengalami masalah stabilitas. Tapi itu adalah pilihan pribadi — jika orang menyukai kata 'alami' sebagai eufemisme untuk 'lembut' atau 'aman' dan ingin membayar untuk produk, itu terserah mereka.”

Mitos 10: Exfoliating Setiap Hari agar Kulit Sehat

William mengatakan, teknik exfoliating memang bagus untuk menjaga kebersihan kulit.

Tetapi, apabila kita melakukannya setiap hari, maka lambat laun akan memberikan dampak kerusakan pada kulit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.