Sukses

Respek! Peserta Pekan Pemuda Inovasi dan Riset Nasional Lahirkan Ide Unik di Luar Ekspektasi

Peserta Pekan Pemuda Inovasi dan Riset Nasional 2022 memiliki ide-ide yang tak biasa

Liputan6.com, Mataram - Pekan Pemuda Inovasi dan Riset Nasional (PIRN XX) memasuki hari ketiga pada Rabu, 13 Juli 2022. Ajang pembinaan ilmiah nasional ini memiliki tujuan mengembangkan ekosistem riset di kalangan pelajar.

Di hari ketiga ini, instruktur peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dede Heri Yuli Yanto menjelaskan bahwa berbagai judul penelitian merupakan buah pemikiran dari para peserta sendiri.

"Ide penelitian pertama harus dari siswa tapi sebelumnya kita memberi visualisasi Gili Trawangan dan Gili Meno, lalu kita arahkan peserta mencari informasi," kata Dede kepada Health Liputan6.com saat ditemui di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat pada Rabu, 13 Juli 2022.

"Mereka cari permasalahannya, tim BRIN sudah survei duluan, mengidentifikasi beberapa potensi permasalahan yang bisa dicari solusinya. Jadi memang kita memberikan informasi awal tapi untuk memilih permasalahannya mereka sendiri yang tentukan," dia menambahkan.

Dede terkesan lantaran dari beberapa ide yang diajukan ada ide-ide unik di luar ekspektasi. Misalnya, terkait kandungan tanin pada tumbuhan mangrove.

"Air laut itu lama-lama mengekstrak bahan kimia salah satunya tanin dan bagaimana pengaruhnya terhadap ekosistem. Itu sama sekali tidak kita arahkan, unik, sih, sebenarnya," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Peserta PIRN XX

PIRN XX diikuti oleh 409 peserta yang terdiri dari 102 guru, 207 siswa dari 28 provinsi di Indonesia, serta 100 mahasiswa dari Provinsi NTB.

Para peserta dibagi dalam 5 kelas, satu kelas terdiri dari 6 kelompok. Guru dikelompokkan dengan guru lagi dan siswa dengan siswa lagi. Namun, dalam satu kelompok siswa bisa terdiri dari campuran siswa SMP dan SMA.

Menurut penuturan Dede, sejauh ini tak ada kendala yang berarti selama pelaksanaan acara.

"Paling kemarin sempat ada siswa yang capek karena perjalanan jauh, alergi juga, tapi Alhamdulillah aman," kata Dede.

"Kendala paling berarti sebenarnya karena banyaknya peserta. Jadi kita harus membagi-bagi," Dede menambahkan.

Di sisi lain, pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan keterbatasan waktu.

"Memang peserta kan baru pertama kali datang saat ambil sampel, idealnya kalau dalam penelitian kita survei awal dulu kemudian dia baru ambil sampel. Tapi karena waktu (terbatas) mereka langsung ambil sampel tanpa survei awal," ujarnya.

"Secara substansi sebenarnya tidak ada kendala yang berarti hanya memang karena waktu, jadwal mereka sebenarnya padat. Jadi hanya tiga jam di sana (Gili Trawangan). Mereka ambil sampel pasir, tanah, air, untuk dibawa ke lab," dia menekankan.

 

3 dari 4 halaman

Rincian Kegiatan

Dede menambahkan, di hari pertama pihaknya betul-betul mengkonsep agar para peserta tidak salah mengambil sampel. Karena jika salah, tidak memungkinkan untuk kembali lagi ke lokasi pengambilan sampel.

"Kan enggak mungkin balik lagi ke sana jadi harus sudah fix," kata Dede.

Lebih rinci, instruktur peneliti lainnya, Muhammad Firdaus menceritakan tahapan yang dilalui para peserta selama mengikuti Pekan PIRN XX. Seluruh peserta dibekali materi yang mendukung pelaksanaan penelitian sesuai dengan bidangnya masing-masing.

“Hari pertama peserta diberikan materi terkait metodologi ilmiah, sharing pengalaman riset, dan pembagian kelompok serta penentuan topik riset,” ujar Firdaus.

Setelah terbentuk kelompok dan topik yang akan diteliti, peserta menyusun Idea concept paper atau rencana penelitian dan dilanjutkan dengan pengambilan sampel.

Pada hari ketiga, yakni hari ini, Rabu (13/7/2022) dilaksanakan analisis sampel di laboratorium FMIPA Universitas Mataram yang dilanjutkan dengan pengolahan data, interpretasi data, dan penulisan laporan serta menyusun bahan presentasi untuk dikumpulkan dan dievaluasi.

Menurut Firdaus, pengambilan sampel merupakan tahapan penting dalam setiap penelitian. Oleh karena itu, setiap kelompok peserta harus mengumpulkan sampel yang dibutuhkan untuk dianalisis guna mendapatkan hasil sesuai dengan topik penelitian. 

Contohnya pada pengambilan sampel untuk topik penelitian analisis kualitas air laut di Gili Meno terhadap adanya aktivitas pariwisata.

“Peserta mengambil sampel air laut di titik tertentu yang ada aktivitas pariwisata kemudian membandingkan sampel air laut di titik yang jauh dari aktivitas pariwisata,” Firdaus melanjutkan.

 

4 dari 4 halaman

Analisis Laboratorium

Selanjutnya ia merinci, dari sampel yang didapat kemudian dilakukan analisis di laboratorium.

Instruktur penelitian kemudian mengarahkan peserta untuk menuliskan sampel apa saja yang dimiliki, parameter apa saja yang digunakan, dan pengulangan pengukurannya berapa kali.

Apabila didapatkan data dari sampel yang ada aktivitas pariwisata dan menunjukkan adanya kandungan nutrien, amoniak, nitrit nitrat fosfat lebih tinggi maka dimungkinkan ada indikasi pencemaran terhadap air laut.

Berdasarkan hasil analisis tersebut maka sebaiknya pada laporan dibuatkan rekomendasi, seperti dilakukan perbaikan sistem drainase, jadi limbahnya tidak langsung dibuang ke laut.

Salah satu peserta dari MAN Insan Cendekia, Bengkulu, Dwi Juliani mengatakan, topik penelitian diambil beserta kelompoknya terkait kualitas air bersih yang dikonsumsi masyarakat. Penelitian ini bertujuan agar masyarakat mengetahui apakah air yang ada di sekitar Gili Meno ini layak untuk dikonsumsi atau tidak. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.