Sukses

Update COVID-19 12 Juli 2022, Kasus Positif Baru Tembus 3 Ribu

Kasus COVID-19 di Indonesia naik drastis. Per 12 Juli 2022 penambahannya tembus angka 3 ribu tepatnya 3.361.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 di Indonesia naik drastis. Per 12 Juli 2022 penambahan kasus-nya tembus angka 3 ribu tepatnya 3.361.

Angka ini turut menambah akumulasi kasus COVID-19 di Indonesia menjadi 6.116.347.

Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 1.780 sehingga akumulasinya menjadi 5.937.625.

Kasus meninggal juga terus mengalami kenaikan. Hari ini penambahannya tercatat 8 kasus sehingga akumulasinya menjadi 156.806.

Kasus aktif juga kembali meningkat dengan jumlah 1.573 sehingga akumulasinya menjadi 21.916.

Data juga menunjukkan angka spesimen sebanyak 97.935 dan suspek sebanyak 5.340.

Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus terbanyak dari 5 provinsi. Kelima provinsi itu secara berurutan adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.

-DKI Jakarta hari ini melaporkan 1.594 kasus baru dan 716 orang telah sembuh.

-Jawa Barat 728 kasus konfirmasi baru dan 319 orang telah sembuh.

-Banten 393 kasus baru dan 383 orang dinyatakan sembuh dari infeksi Corona.

-Jawa Timur di peringkat keempat dengan 279 kasus baru dan 172 orang sembuh dari COVID-19.

-Bali 125 kasus baru COVID-19 dan 92 orang telah sembuh.

Provinsi lain tidak menunjukkan penambahan kasus baru yang terlalu signifikan. Masih ada 7 provinsi tanpa penambahan kasus sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Aceh, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Laporan Sebelumnya

Di hari sebelumnya, yakni pada Senin 11 Juli 2022 penambahan kasus COVID-19 baru tercatat sebanyak 1.681.

Penambahan di hari kemarin juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 1.866 sehingga akumulasinya menjadi 5.935.845.

Sayangnya, kasus meninggal juga terus bertambah. Kemarin, penambahannya sebanyak 7 kasus sehingga akumulasinya menjadi 156.798.

Sedangkan, kasus aktif mengalami penurunan sebanyak 192 kasus sehingga totalnya menjadi 20.343.

Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 71.095 dan suspek sebanyak 3.398.

Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus terbanyak di 5 provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.

-DKI Jakarta melaporkan 812 kasus baru dan 1.164 pasien sembuh.

-Jawa Barat 306 kasus positif baru dan 233 orang telah sembuh.

-Banten di peringkat ketiga dengan 249 kasus konfirmasi baru dan 76 orang sembuh dari COVID-19.

-Jawa Timur 98 kasus baru dan 135 sembuh.

-Bali 74 kasus positif baru dan 64 orang telah sembuh.

Provinsi lain tidak menunjukkan penambahan kasus yang terlalu signifikan. Bahkan ada 10 provinsi tanpa penambahan kasus sama sekali. Provinsi-provinsi tersebut yakni Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara,  Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.

3 dari 4 halaman

BA.5 Mendominasi Kasus AS

Penambahan kasus yang terjadi di Indonesia tak lepas dari peran subvarian BA.4 dan BA.5. Bahkan, di Amerika Serikat, BA.5 kini telah mendominasi.

Hal ini disampaikan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC). Menurut CDC, meskipun sulit untuk mendapatkan jumlah pasti, tapi ada indikasi bahwa infeksi ulang dan rawat inap meningkat.

Sekitar 31.000 orang di seluruh AS saat ini dirawat di rumah sakit karena virus, dengan penerimaan naik 4,5 persen dibandingkan seminggu yang lalu. Dan data dari negara bagian New York menunjukkan bahwa infeksi ulang mulai naik lagi pada akhir Juni.

Bob Wachter, ketua Departemen Kedokteran di University of California, San Francisco, mengatakan BA.5 sangat mudah menular dan berhasil menghindari sebagian kekebalan yang mungkin dimiliki orang dari infeksi dan vaksinasi sebelumnya.

"Tidak hanya lebih menular, tetapi kekebalan Anda sebelumnya tidak berperan sebesar dulu," jelasnya mengutip NPR, Selasa (12/7/2022).

Artinya, anggapan “Saya baru saja terkena COVID sebulan yang lalu, jadi saya memiliki kekuatan super kekebalan COVID, saya tidak akan mendapatkannya lagi,” kini tidak berlaku lagi.

4 dari 4 halaman

Belum Terbukti Meningkatkan Keparahan

Sejauh ini, tidak ada bukti bahwa subvarian BA.5 menyebabkan penyakit yang lebih serius.

Dan para ahli penyakit menular mengatakan bahwa meskipun infeksi baru meningkat, dampak BA.5 tidak mungkin mencapai skala lonjakan seperti yang terjadi di musim dingin lalu. Salah satu alasannya karena negara lebih siap untuk mengelolanya.

Rata-rata kematian harian di AS kini berada di sekitar angka 300. Sedangkan, di musim dingin lalu, angka tersebut mencapai 3.000.

Profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins Anna Durbin mengatakan, kombinasi infeksi dan vaksinasi sebelumnya masih bersifat protektif, dan perawatan COVID-19 sekarang sudah lebih baik.

"Kebanyakan orang memiliki kekebalan dasar yang membantu dalam memerangi virus," jelasnya.

"Kita memiliki antivirus dan saya pikir karena itu kita tidak melihat peningkatan kematian. Dan itu sangat meyakinkan.”

Dia menambahkan bahwa suntikan booster baru yang secara khusus menargetkan Omicron — yang dapat diluncurkan segera setelah musim gugur ini — juga akan membantu mencegah penyakit serius dan kematian.

Meski begitu, infeksi berkali-kali juga tak baik bagi kesehatan. Temuan studi pra-cetak yang diterbitkan pada bulan Juni menunjukkan bahwa orang yang sakit berkali-kali dapat memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala COVID-19 yang berkepanjangan. Gejala ini sering pula disebut sebagai long COVID-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.