Sukses

Menlu Rusia Bantah Isu Putin Sakit Keras dan Peluang Hidup 3 Tahun Lagi

Pemimpin Rusia Vladimir Putin dikabarkan hanya memiliki waktu 3 tahun lagi untuk hidup akibat penyakit yang diidapnya. Namun hal tersebut dibantah Menlu Rusia.

Liputan6.com, Jakarta Kondisi kesehatan pemimpin Rusia Vladimir Putin kembali diisukan tidak sehat. Disebut-sebut Putin hanya memiliki waktu 3 tahun lagi untuk hidup akibat penyakit kanker yang diidapnya.

Seorang petugas Dinas Keamanan Federal (FSB) mengabarkan bahwa Presiden Rusia mengidap kanker parah yang berkembang dengan cepat.

Mata-mata itu menjelaskan, pemimpin perang Rusia melawan Ukraina memiliki tidak lebih dari dua hingga tiga tahun dan dia juga kehilangan penglihatannya, lapor Mirror.

Berita tentang penyakit mematikan pemimpin Rusia muncul sebagai bagian dari pesan rahasia dari agen Rusia kepada buronan dan mantan agen FSB Boris Karpichkov.

Terkait desas-desus yang muncul, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov membantah hal tesebut.

Sergey mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan Putin sakit. Meski memang kesehatan dan kehidupan pribadi orang nomor satu di Rusia itu adalah hal yang tabu, dan hampir tidak pernah dibahas di depan umum.

Sergey mengatakan bahwa Putin masih aktif beraktivitas bahkan masih muncul di depan umum setiap hari.

"Saya tidak berpikir bahwa orang waras dapat melihat pada orang ini tanda-tanda penyakit," kata Sergey menjawab pertanyaan penyiar Prancis TF1.

“Anda dapat melihatnya di layar, membaca dan mendengarkan pidatonya,” kata Sergey dalam komentar yang dirilis oleh kementerian luar negeri Rusia mengutip laman SCMP.

"Saya menyerahkannya kepada hati nurani mereka yang menyebarkan desas-desus seperti itu."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dugaan Parkinson

Desas-desus kesehatan Putin memang kerap muncul terlebih semenjak perang dengan Ukraian. Penyakit lain yang pernah disebut pada Putin adalah parkinson.

Kritikus telah menduga bahwa gerakan memutar bisa menjadi upaya untuk menutupi jenis kedutan tak disengaja yang disebabkan oleh Parkinson. Dugaan ini muncul setelah Putin terlihat menggoyangkan lengannya sebelum pertemuan lain dengan Lukashenko pada 18 Februari.

Sejak itu, dia terlihat mencengkeram lengan kursi dan sudut meja yang diyakini beberapa orang sebagai upaya untuk menyamarkan guncangan apa pun.

Kritikus lain juga menilai bahwa kondisi kesehatan yang buruk bisa berpengaruh pada kemampuan dalam mempertahankan konsentrasi dalam waktu yang lama.

Politikus Christopher Steele, menjelaskan bahwa Putin terus-menerus dipantau dan didampingi oleh tim dokter.

Isu tentang kesehatan Putin dimulai setidaknya dua tahun lalu ketika dia dikatakan menderita Parkinson dan kanker, tetapi mendapat perhatian baru setelah invasinya ke Ukraina.

Pihak pemerintahan Rusia belum mengomentari tuduhan terbaru tentang kesehatan Putin yang buruk, tetapi secara teratur menyangkal bahwa dia menderita kesulitan apa pun.

3 dari 4 halaman

Operasi Bedah?

Jenderal Angkatan Darat Federasi Rusia (SVR) menulis minggu lalu: 'Pada malam Senin 16 Mei hingga Selasa 17 Mei, Presiden Rusia Vladimir Putin menjalani operasi bedah.

“Fakta bahwa Putin harus dioperasi sesegera mungkin ditegaskan oleh dokter yang merawatnya. Menurut dokter yang terlibat dalam perawatan Presiden, operasi itu berhasil,” mengutip Daily Mail Senin (30/5/2022).

“Kami telah membicarakan fakta bahwa Putin secara pribadi absen dari ruang informasi dari 17 Mei hingga 19 Mei dan tidak tersedia bahkan untuk lingkaran dalamnya, dengan pengecualian Nikolai Patrushev, Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia.”

Dari 17 Mei hingga 19 Mei, pertemuan dan pesan yang telah direkam sebelumnya diposting di ruang informasi, dan Putin secara pribadi mengadakan dua percakapan telepon selama waktu ini.

Di tengah berita tentang meningkatnya keterasingannya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menguasai operasi militer di Ukraina. Ia juga secara pribadi memberikan perintah kepada para jenderal dan berjuang untuk mendelegasikan tanggung jawab.

4 dari 4 halaman

Memutuskan Hubungan dengan Bawahannya

Sementara itu, kepala direktorat intelijen utama kementerian pertahanan Ukraina menyatakan pekan lalu bahwa Putin memutuskan hubungan dekat dengan bawahannya untuk menghindari upaya pembunuhan.

“Melihat beberapa gelagatnya, dia takut untuk serius mempersiapkan seorang penerus. Ia menyadari bahwa dalam persiapan, penerus ini mungkin ingin mengambil kursi sedikit lebih awal dari yang diinginkan Putin,” kata Mayor Jenderal Kyrylo Budanov.

“Karena itu, dia menjaga semua orang pada jarak tertentu. Dan dia percaya bahwa dia akan memerintah selamanya. Tapi tidak akan begitu.”

Itu terjadi ketika mantan kepala Intelijen Rahasia MI6 Richard Dearlove memperkirakan Putin akan 'hilang pada tahun 2023' karena masalah kesehatan dan tidak akan muncul kembali sebagai pemimpin Rusia.

Dengan desas-desus yang terus-menerus tentang kesehatan buruk yang serius bagi orang kuat Rusia itu, salah satu metode untuk 'bergerak maju' tanpa perlu kudeta kekerasan adalah dengan menempatkannya di rumah sakit dalam jangka panjang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.