Sukses

Alami Sakit Kepala Tanpa Demam Merupakan Gejala COVID?

Benarkah gejala COVID pasti didahului dengan sakit kepala dan tanpa demam

Liputan6.com, Jakarta - Sakit kepala dan demam adalah dua gejala COVID-19 yang paling banyak dilaporkan. Beberapa orang mengembangkan keduanya, tetapi banyak orang mengembangkan salah satu gejala ini tanpa gejala lainnya.

Para peneliti di Rumah Sakit Universitario de La Princes di Madrid, Spanyol, menemukan bahwa pasien COVID-19 yang mengalami sakit kepala sebagai gejala awal infeksi memiliki penyakit yang lebih ringan dan risiko kematian yang lebih kecil.

Sakit kepala juga merupakan salah satu gejala long COVID yang paling banyak dilaporkan.

Meskipun kurang umum, beberapa orang juga mengalami demam. Adalah mungkin untuk mengembangkan sakit kepala dengan atau tanpa demam.

Penelitian telah menemukan bahwa antara 10 hingga 70 persen orang dengan COVID-19 mengalami sakit kepala. Sekitar 25 persen orang mengalami episode migrain, sementara 75 persen mengalami sakit kepala tegang.

Dalam tinjauan studi pada April 2021, para peneliti menemukan bahwa di antara 17.515 orang dengan COVID-19, 79,43 persen orang mengalami demam.

Data awal menunjukkan bahwa sakit kepala adalah salah satu dari lima gejala varian Omicron yang paling banyak dilaporkan.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam The Journal of Headache and Pain menemukan bahwa sakit kepala pada sekelompok 576 orang dengan COVID-19 dikaitkan dengan demam, perempuan, nyeri tubuh, dan kehilangan penciuman.

Sebaliknya, sebuah studi Desember 2020 tidak menemukan hubungan antara sakit kepala dan demam di antara 112 orang profesional kesehatan yang terinfeksi COVID-19.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sakit Kepala dan Kaitannya dengan Gejala COVID-19

Sakit kepala dengan atau tanpa demam bisa menjadi gejala jangka panjang dari COVID-19. Menurut para ahli, sakit kepala dalam kasus Omicron bisa menjadi reaksi peradangan tubuh saat melawan virus.

Sakit kepala yang disebabkan karena varian Omicron juga berlangsung selama tiga hari, bahkan jika Anda minum obat penghilang rasa sakit secara teratur.

Lebih banyak orang tampaknya mengembangkan sakit kepala sebagai gejala jangka panjang daripada demam.

Dalam tinjauan Agustus 2021, para peneliti mengidentifikasi 55 gejala jangka panjang COVID-19.

Mereka mendefinisikan gejala jangka panjang sebagai gejala yang bertahan antara 14 hingga 110 hari setelah infeksi.

Di antara orang-orang dalam 15 studi yang termasuk dalam tinjauan, lebih dari 80 persen mengembangkan setidaknya satu gejala jangka panjang, yang paling umum adalah: kelelahan (58 persen); sakit kepala (44 persen); konsentrasi buruk (27 persen); rambut rontok (25 persen); dan sesak napas (24 persen).

Demam intermiten dilaporkan pada 11 persen orang.

 

3 dari 4 halaman

Merasakan Gejala COVID-19 Sebaiknya Langsung Isolasi

Jika Anda menduga Anda terinfeksi Virus Corona penyebab COVID-19, penting untuk mengisolasi diri Anda dari orang lain.

Sebagian besar kasus COVID-19 dapat diobati di rumah dengan banyak istirahat, tetapi penting untuk segera mencari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala darurat, seperti kesulitan bernapas atau nyeri dada.

Dokter menyarankan untuk mencari perhatian segera jika sakit kepala Anda disertai dengan bicara cadel atau penglihatan kabur.

 

4 dari 4 halaman

Flu pun Bisa Jadi Gejala Varian Omicron

Flu menjadi penyakit yang telah akrab dengan masyarakat. Namun, flu juga menjadi salah satu gejala dari varian Omicron dan terkadang muncul pada varian lainnya.

Mengutip laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat sendiri, flu yang terjadi saat Anda terinfeksi COVID-19 akan berlangsung lebih dari satu hari.

Biasanya flu akibat COVID-19 ini muncul pada hari pertama hingga keempat Anda terinfeksi. Meski sama-sama menularkan, virus yang ditularkan akibat flu biasa dan flu akibat virus Corona tentu berbeda.

Dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Persahabatan, dr Erlina Burhan SpP juga sempat mengungkapkan bahwa flu yang dialami tidak hanya sekadar pilek, hidung tersumbat, dan bersin.

"COVID-19 varian Omicron ini juga disertai dengan nyeri tenggorok, batuk, sakit kepala, lesu, letih, tidak nyaman, nyeri-nyeri otot," ujarnya dalam webinar pada Kamis, 3 Februari 2022.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.