Sukses

Mahasiswa AS Dirikan Dinding Bunga di Ukraina untuk Mengenang Korban Tewas Akibat Perang Rusia

Dinding bunga untuk mengenang korban meninggal akibat perang Rusia Ukraina dikunjungi banyak orang.

Liputan6.com, Kyiv - Bunga-bunga cantik tertempel erat di sebuah dinding di jalanan Ukraina bagian barat. Siapa saja boleh menempelkan bunga di dinding berisikan foto-foto korban meninggal akibat invasi Rusia.

Menurut catatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), perang Rusia vs Ukraina yang terjadi sejak 24 Februari 2022 telah menewaskan ribuan orang. Termasuk sedikitnya 2.224 orang warga sipil.

Salah seorang relawan yang bertugas merapikan bunga-bunga, Tetiana Kasian, mengaku hatinya hancur begitu melihat orang-orang yang ada di foto itu.

Dari pria, wanita, sampai anak-anak, semuanya tersenyum. Yang bikin perasaan jadi tidak karuan, beberapa di antaranya bahkan orang-orang yang dia kenal. 

"Ini sungguh memilukan," kata Tetiana kepada wartawan AFP dikutip dari situs Channel News Asia pada Senin, 25 Februari 2022.

"Saya tidak pernah berpikir bahwa itu akan terjadi di Ukraina pada abad ke-21," dia menambahkan.

Pria 32 tahun tersebut mengaku berasal dari kota pelabuhan selatan, Mariupol. Saat ini, kata Tetiana, daerah tempat tinggalnya itu hampir seluruhnya berada di bawah kendali Rusia.

Dengan nada lirih Tetiana pun berkata,"Saya bahkan tidak tahu apakah masih dapat melihat orangtua saya lagi tidak.".

AFP menyebut bahwa foto-foto laminasi yang ditampilkan di Lviv tengah hanya mewakili sebagian kecil dari masyarakat yang jadi korban.

Di antara mereka ada pesenam berumur 11 tahun, Kateryna Diachenko, yang mati terbunuh di rumahya di Mariupol akibat tembakan rudal Rusia.

Ada juga paramedis tentara, Valentina Pushich, yang kehilangan nyawanya saat mencoba membantu mengevaluasi warga sipil di dekat ibu kota.

Lalu ada mahasiswa India, Naveen Gyanagoudar, yang tewas di kota timur Kharkiv dalam perjalanan untuk beli makanan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dinding Bunga Adalah Dinding Harapan Warga Ukraina

Lebih lanjut AFP melaporkan bahwa setelah misa pada Minggu Paskah Ortodoks, lusinan orang berhenti di depan tugu peringatan tersebut.

Terlihat seorang wanita tua dengan penuh hati-hati memeriksa beberapa gambar dan setiap nama di bawahnya.

Seorang warga Amerika yang lahir di Venezuela, Leo Soto, rela melakukan perjalanan jauh dari negara bagian Florida, Amerika Serikat, hanya untuk memasang upeti bunga.

"Ini adalah dinding harapan," kata pria 27 tahun yang masih tercatat sebagai mahasiswa sekolah perhotelan.

Dia kemudian mengatakan bahwa dirinya juga melakukan hal serupa saat sebuah bangunan runtuh di Miami terjadi pada musim panas lalu. Tragedi memilukan tersebut menewaskan 98 orang termasuk teman sekelasnya di sekolah menengah.

Orang-orang merespons dengan baik. Dia pun sekarang ingin memberikan sedikit kenyamanan yang bisa dia berikan untuk orang-orang di Ukraina.

Leo pun memilih bunga-bunga buatan --- yang semuanya berasal dari Polandia --- sehingga orang-orang tidak perlu menggantinya dan itu akan lebih tahan lama.

"Responsnya luar biasa," kata Leo.

3 dari 4 halaman

Foto-Foto Korban Tewas Perang Rusia Ukraina dyang Tertempel di Dinding Bunga

Saat Leo dan orang-orang di sekitarnya sedang menempelkan bunga-bunga di dinding pada Sabtu, 23 April 2022, seorang tentara berseragam tiba-tiba mendekatinya.

Pria itu kemudian menanyakan apakah dia boleh memasang foto mendiang saudara laki-lakinya di dinding bunga tersebut?

Hampir setiap hari, kata Leo, dirinya melihat langsung di depan mata prosesi pemakaman. Dia juga melihat bagaimana seorang ibu menangis kejer di belakang meti mati yang dibalut bendera negara.

"Itu setiap hari, dan itu kenyataan pahit," kata Leo.

Survei WHO

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO baru-baru ini mengeluarkan survei terkait kesejahteraan dan sistem kesehatan di Ukraina.

Hasil awal dari penilaian kebutuhan kesehatan nasional yang sedang berlangsung, menunjukkan tanggapan dari 1.000 keluarga. Sejauh ini, satu dari tiga atau kira-kira sekitar 30 persen keluarga yang memiliki setidaknya satu orang dengan penyakit kronis melaporkan tantangan dalam mengakses perawatan untuk kondisi tersebut.

Survei juga menunjukkan bahwa dua dari lima rumah tangga (39 persen) memiliki setidaknya satu anggota dengan penyakit kronis, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes atau kanker.

Kurang dari sepertiga (30 persen) responden mencari layanan perawatan kesehatan, 39 persen menyebutkan situasi keamanan sebagai alasan utama.

Sementara, 27 persen melaporkan bahwa tidak ada layanan kesehatan sama sekali di wilayah mereka.

4 dari 4 halaman

Kelanjutan Suvei WHO Terhadap Kesehatan Masyarakat di Ukraina

Sebagian besar rumah tangga (70 persen) yang disurvei berlindung di rumah mereka sendiri saat ini, sementara 11 persen tinggal bersama teman dan anggota keluarga di daerah yang relatif lebih aman.

Sementara itu, delapan persen penduduk sedang melakukan perpindahan di Ukraina, dan tiga persen berada di tempat penampungan atau kamp untuk pengungsi internal.

"Dua bulan setelah perang, temuan kami menunjukkan kebutuhan mendesak untuk melanjutkan dukungan sistem kesehatan di Ukraina," kata Perwakilan WHO dan Kepala Kantor Perwakilan WHO di Ukraina, Dr Jarno Habicht, mengutip keterangan pers Sabtu, 23 April 2022.

"Melalui keterlibatan lama kami dengan Kementerian Kesehatan Ukraina, lembaga kesehatan nasional, dan banyak mitra serta donor kami, WHO telah mampu menjangkau hampir 7,5 juta orang selama 8 minggu terakhir dengan persediaan, peralatan, dan obat-obatan yang menyelamatkan jiwa," Jarno menambahkan.

Lebih lanjut dia, mengatakan, meski sudah menjangkau hampir 7,5 juta jiwa, tapi pihaknya masih tidak dapat menjangkau beberapa daerah yang paling parah terkena dampak di timur. Di mana sistem kesehatannya telah runtuh.

"Kami telah menerima laporan bahwa hampir semua fasilitas kesehatan dan rumah sakit di Luhansk rusak atau hancur, dan situasinya kritis di beberapa tempat lainnya," katanya.

"Sangat penting bagi kami untuk mendapatkan akses sehingga kami dapat menilai kebutuhan kesehatan dan memindahkan pasokan vital ke daerah yang terkena dampak, termasuk Mariupol. Warga sipil memiliki hak atas kesehatan, bahkan di saat perang," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.