Sukses

Dokter RS Persahabatan Ungkap Gejala Omicron di RI: Batuk dan Nyeri Tenggorokan

Batuk dan nyeri atau gatal pada tenggorokan jadi gejala Omicron yang dirasakan pasien di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis paru RS Persahabatan Jakarta, Erlina Burhan mengatakan gejala Omicron dari pasien yang dirawat di rumah sakit tempatnya bekerja memang lebih ringan dari varian COVID-19 terdahulu. Pada pasien Omicron, sebagian besar tidak mengeluhkan demam saat awal terinfeksi.

"Data dari rumah sakit kami, paling banyak ya batuk dan nyeri tenggorokan atau tenggorokan gatal. Ini sama dengan gejala yang disampaikan di CDC (Amerika Serikat) dan lembaga kesehatan di Inggris," kata Erlina.

Menurut Erlina, gejala yang ditimbulkan Omicron sedikit berbeda dengan Delta serta varian lainnya yang mengeluhkan entry point (gejala awal yang muncul) adalah demam.

Maka dari itu Erlina mengingatkan jangan menunggu demam terlebih dahlu baru memeriksakan tes COVID-19 mengingat gejala khas Omicron adalah nyeri tenggorokan, tenggorokan gatal, dan batuk.

"Jangan tunggu demam baru periksa," kata Erlina dalam diskusi media pada Kamis (27/1/2022) malam.

Berbeda dengan varian sebelumnya, Omicron cenderung menyerang saluran napas atas. Itu sebabnya hanya sedikit yang mengeluhkan gejala sesak napas atau kondisi berat di pernapasan.

"Omicron ini berkembangbiaknya di saluran napas atas, kalau pun sampai bawah itu pun cuma 20 persen (ke bawah) itu kenapa gejalanya ringan," kaa Erlina.

Mendengar ucapan dari Erlina, hadir juga Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meningatkan segera tes COVID-19 bila batuk dan nyeri tenggorokan.

"Jadi, kalau teman-teman batuk-batuk apalagi ada kontak erat dengan pasien COVID-19, periksa," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sebagian Besar Pasien Omicron Gejalanya Ringan, Lakukan Isolasi Mandiri

Mengingat gejala sebagian besar pasien Omicron ringan maka bila usai tes COVID-19 diketahui positif COVID-19, jangan panik segera lakukan isolasi mandiri.

"Kalau orang tanpa gejala atau ringan serta tidak ada penyakit penyerta, bisa isolasi mandiri di rumah," katanya.

"Tata cara isolasi mandiri di rumah sama seperti varian sebelumnya. Lalu, gunakan telemedicine," kata Erlina.

Hadir dalam kesempatan tersebut dokter Adhiatma Gunawan dari Good Doctor mengatakan bahwa dengan layanan telemedicine, pasien COVID-19 bisa melakukan konsultasi jarak jauh lalu dokter juga akan memantau kondisi pasien.

"Progress dari pasien akan kita pantau. Kalau kondisi pasien baik yan tetap stay (di rumah) agar tidak membebani rumah sakit. Namun, jika memburuk segera dokter yang ada di telemedicine akan merujuk," kata Adhiatma.

3 dari 3 halaman

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.