Sukses

Rafathar Punya Adik, Bagaimana Mengatasi Rasa Cemburu Kakak?

Pasangan selebriti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina (Gigi) tengah berbahagia menyambut kehadiran anak kedua yang sementara ini dipanggil “Dedek R.”

Liputan6.com, Jakarta Pasangan selebriti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina (Gigi) tengah berbahagia menyambut kehadiran anak kedua yang sementara ini dipanggil “Dedek R.”

Kelahiran putra kedua mereka dilakukan dengan operasi caesar pada Jumat 26 November 2021. Dengan hadirnya Dedek R, kini Rafathar resmi menjadi seorang kakak.

Lantas, dengan kehadiran sang adik, apakah Rafathar akan cemburu?

Terkait hal ini, Gigi sempat menanyakannya langsung pada Rafathar dalam unggahan video di saluran YouTube Rans Entertainment sebelum melahirkan.

“Aa cemburu enggak sih nanti kalau punya ade?” tanya Gigi.

Dengan cepat, bocah usia 6 itu menjawab “Enggak.”

Raffi yang juga mendengar pertanyaan Gigi itu langsung memberi jawaban sendiri yang senada dengan Rafathar.

“Enggak lah,” katanya.

Saat pagi tadi Rafathar bertemu Dedek R, Raffi menyebut bahwa sang kakak sedikit cemburu. 

"Jadi, tadi Rafathar juga sudah ketemu sama dede bayinya, tapi kayaknya Rafathar agak sedikit cemburu," kata Raffi dalam TikTok Live. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Sibling Rivalry

Berangkat dari pertanyaan Gigi, pertikaian atau kecemburuan kakak beradik sering digambarkan dengan istilah sibling rivalry.

Melanisr Webmd.com, pertengkaran saudara kandung adalah bagian dari pasang surut alami kehidupan keluarga. Dalam hal ini, kepribadian dan usia yang berbeda dapat berperan.

Saudara kandung juga sering melihat diri mereka sebagai saingan, bersaing untuk mendapatkan bagian yang sama dari sumber daya keluarga yang terbatas seperti kamar mandi, telepon, atau kue terakhir dan perhatian orangtua.

Persaingan saudara kandung adalah bagian normal dari pertumbuhan, tetapi itu bisa membuat orangtua kesal. Salah satu kunci untuk meminimalkan perselisihan di rumah adalah mengetahui kapan harus membiarkan anak-anak menyelesaikan masalah mereka sendiri dan kapan harus turun tangan dan bermain sebagai wasit.

3 dari 6 halaman

Penyebab Konflik

Biasanya, konflik kakak beradik dilatarbelakangi sifat anak yang pada dasarnya tidak selalu menjadi manusia yang paling rasional, terutama bagi anak-anak yang lebih kecil.

Terkadang, masalah terkecil bisa berubah menjadi pertempuran besar dan meregangkan hubungan saudara hingga titik puncaknya.

Anak-anak selalu berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian orangtuanya. Semakin sibuk orangtua, semakin besar tuntutan perhatian mereka dan semakin sedikit mereka dapat fokus pada setiap anak.

Ketika ada bayi baru lahir, dapat sulit bagi anak lain untuk menerima kehilangan posisinya sebagai pusat perhatian. Terkadang, perhatian orangtua terfokus pada anak yang sakit atau berkebutuhan khusus (misalnya karena ketidakmampuan belajar).

Anak-anak akan bertingkah dan berperilaku tidak baik untuk mendapatkan perhatian yang mereka inginkan jika mereka merasa diabaikan.

Di sisi lain, sebagian besar rumah tangga memiliki sumber daya yang terbatas. Itu berarti semua saudara kandung harus berbagi setidaknya sebagian dari makanan atau tempat tidur mereka. Menyerahkan mainan atau barang kesayangan lainnya kepada saudara kandung bisa sangat sulit bagi anak kecil sehingga menjadi penyebab pertikaian lainnya.

4 dari 6 halaman

Cara Meredam Sibling Rivalry

Untuk meredam atau meminimalisasi pertikaian saudara kandung, maka orangtua perlu menemukan keseimbangan keluarga yang baik.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghindari keterlibatan dalam pertengkaran kecuali jika anak dalam bahaya hingga berisiko terluka.

“Cobalah untuk membiarkan anak-anak Anda menyelesaikan masalah mereka sendiri. Ikut campur tidak akan mengajari anak-anak Anda cara menangani konflik,” mengutip artikel berjudul Sibling Rivalry di Webmd.com, Jumat (26/11/2021).

“Dan itu bisa membuatnya tampak seolah-olah Anda lebih menyukai satu anak daripada yang lain terutama jika Anda selalu menghukum anak yang sama.”

Beberapa pertikaian terkadang dapat selesai dengan sendirinya dengan kesepakatan yang anak-anak buat sendiri.

5 dari 6 halaman

Jika Pertikaian Bertambah Parah

Sedang, jika pertikaian mencapai titik yang parah maka orangtua dapat melakukan hal-hal berikut:

Memisahkan

Bawa anak-anak keluar dari “ring” dan biarkan mereka bersantai di sudut mereka sendiri seperti di kamar mereka. Terkadang, yang dibutuhkan anak-anak hanyalah sedikit ruang dan waktu dari satu sama lain.

Negosiasi dan Kompromi

Anak juga perlu diajarkan negosiasi dan kompromi. Tunjukkan pada anak-anak bagaimana menyelesaikan perselisihan dengan cara yang memuaskan kedua saudara kandung yang terlibat.

Ini bisa diawali dengan meminta mereka untuk berhenti berteriak dan mulai berkomunikasi. Beri setiap anak kesempatan untuk menyuarakan sisi cerita mereka. Dengarkan dan jangan menghakimi.

Coba untuk mengklarifikasi masalahnya dan mintalah anak-anak untuk menemukan solusi yang sesuai untuk semua orang yang terlibat. Jika mereka tidak dapat menemukan ide untuk menyelesaikan masalah, orangtua bisa mengusulkan solusi.

“Misalnya, jika anak-anak memperebutkan permainan baru, usulkan agar Anda menulis jadwal yang memberi setiap anak waktu tertentu untuk bermain dengan permainan itu.”

Terapkan Aturan

Pastikan semua anak mematuhi aturan yang sama seperti tidak boleh memukul atau merusak properti satu sama lain.

Biarkan anak-anak memiliki suara tentang bagaimana aturan ditetapkan dan ditegakkan. Mereka mungkin memutuskan bahwa hukuman untuk memukul adalah kehilangan hak istimewa TV mereka untuk satu malam.

Membiarkan anak berperan dalam proses pengambilan keputusan akan membuat mereka merasa setidaknya memiliki sedikit kendali atas hidup mereka sendiri. Ketika anak-anak mengikuti aturan, pujilah mereka. Aturannya dapat berbeda tergantung pada usia anak, seperti halnya hak istimewa dan konsekuensinya dapat bervariasi sesuai usia anak.

6 dari 6 halaman

Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.