Sukses

Warna dan Bentuk Feses Bisa Jadi Indikator Kesehatan, Simak Penjelasannya

Pengusaha Harjanto Kusuma Halim membagikan video penjelasannya terkait warna dan bentuk kotoran atau feses atau tinja sebagai indikasi kesehatan. Benar begitu?

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha Harjanto Kusuma Halim membagikan video penjelasannya terkait warna dan bentuk feses atau tinja sebagai indikasi kesehatan.

Dalam video singkat yang diunggah di akun Tik Tok-nya (@harjantohalim), ia menerangkan bahwa urine dan feses adalah salah satu indikator awal terbaik sebelum memeriksakan diri ke laboratorium klinik.

“Misalnya, kotoran itu harus tenggelam, kalau mengapung itu artinya terlalu banyak lemak karena berat jenisnya kecil sehingga akan mengapung,” kata Halim dalam video berdurasi 2,41 menit, dikutip Sabtu (16/10/2021).

Dari sisi warna, kotoran yang normal biasanya berwarna kecoklatan atau kehijauan, lanjutnya. Jika warnanya agak putih, hal tersebut dapat berupa pengaruh obat yang dikonsumsi. Sedang, jika warnanya kemerahan kemungkinan itu efek dari konsumsi makanan berwarna merah seperti buah naga.

“Tapi yang perlu diwaspadai itu kalau warnanya hitam. Kemungkinan terjadi pendarahan di dalam usus.”

Dari baunya, jika kotoran, begitu ia menyebut tinja atau feses, sangat bau lebih dari biasanya, maka ada kemungkinan pengaruh parasit atau bakteri.

 “Ini indikasi-indikasi yang bisa kita pakai untuk memonitor kesehatan kita tanpa harus ke laboratorium.”

Dari penjelasan Harjanto Kusuma di atas, apa benar begitu?

Mengutip WebMD warna kotoran atau tinja yang berbeda dapat berarti hal yang berbeda, sebagian besar tergantung pada apa yang dimakan.

Umumnya, perubahan kecil pada warna kotoran disebabkan oleh pola makan. Mengingat, manusia tidak makan hal yang sama setiap kali makan, setiap hari. Namun, terkadang perubahan warna bisa menandakan masalah kesehatan kecil. Dalam kasus yang jarang terjadi, itu berarti ada sesuatu yang serius yang salah dalam sistem pencernaan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Warna Kotoran yang Normal

 

Feses biasanya berwarna coklat. Warna itu terbentuk dari hasil yang dikonsumsi dan berapa banyak empedu yang terkandung dalam kotoran.

Empedu adalah cairan yang dibuat oleh hati untuk mencerna lemak. Ini dimulai sebagai warna hijau kekuningan. Ketika pigmen yang memberi warna empedu mengalir melalui sistem pencernaan, mereka mengalami perubahan kimia dan berubah menjadi coklat.

Terkadang feses memiliki rona sedikit kehijauan, atau bahkan memiliki warna hijau yang lebih jelas. Feses hijau atau kehijauan juga normal.

3 dari 4 halaman

Feses Kuning dan Hitam

Ada kalanya feses terlihat lebih kuning ketimbang cokelat. Ini juga normal bagi banyak orang. Umumnya feses kuning terjadi pada bayi, terutama mereka yang menyusu.

Namun, jika feses kuning itu terlihat berminyak dan berbau tajam, itu mungkin mengandung terlalu banyak lemak. Itu bisa menjadi tanda tubuh tidak mencerna makanan dengan gizi seimbang. 

Pada bayi selama beberapa hari pertama setelah mereka lahir berwarna hitam dan ini normal.

Pada orang dewasa, feses hitam mungkin karena makan sesuatu yang berwarna sangat gelap atau minum obat atau suplemen yang menyebabkan kotoran hitam. Tapi warna ini bisa menjadi pertanda masalah yang lebih serius yakni pendarahan di bagian atas saluran pencernaan.

Makanan dan suplemen yang mengubah kotoran menjadi hitam meliputi:

-licorice hitam.

-bluberi.

-suplemen zat besi.

Obat-obatan yang mengandung bismut subsalisilat (Kaopectate, Pepto-Bismol) juga dapat menyebabkan tinja berwarna sangat gelap.

Feses hitam seringkali merupakan tanda adanya pendarahan di saluran pencernaan. Beberapa penyebabnya antara lain:

-Pendarahan dari sakit maag.

-Luka berdarah di kerongkongan dari refluks asam.

-Pendarahan dari tumor non-kanker di sistem pencernaan bagian atas.

-Kanker.

“Jika Anda tidak berpikir bahwa kotoran hitam berasal dari apa yang Anda makan, konsultasikan dengan dokter Anda,” mengutip Web MD Sabtu (16/10/2021).

4 dari 4 halaman

Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.