Sukses

Pakar Beberkan 3 Kunci Keberhasilan Isolasi Mandiri di Rumah

Isolasi mandiri di rumah membantu penyembuhan pasien COVID-19

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara 2018-2020 Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan banyaknya kasus COVID-19 menyebabkan banyak pula warga yang harus isolasi mandiri di rumah.

“Sebenarnya ada cukup banyak yang harus disiapkan dalam menjalani isolasi mandiri, tetapi secara praktis dapat dibagi menjadi tiga bagian utama,” kata Tjandra dalam tulisan yang dibagikan kepada Health Liputan6.com, ditulis Selasa(6/7/2021). 

Ketiga hal itu terkait kebutuhan sehari-hari, aspek kesehatan, dan pencegahan penularan sesama anggota keluarga di rumah.

Kebutuhan Sehari-hari

Menurut Tjandra, kebutuhan sehari-hari harus tetap terjaga baik. Ada 3 hal yang perlu dijamin yakni:

- Makan dan minum yang baik, istirahat yang cukup, ruang isolasi yang patut dengan ventilasi yang baik, pakaian, dan tempat tidur yang memadai dan lain-lain.

- Harus dijamin keamanannya, misalnya jangan sampai ada arus pendek listrik di kamar karena pasien COVID-19 tertidur selama alat elektronik menyala, atau tergelincir di kamar mandi karena penuh air tidak dibersihkan dan lain-lain.

- Harus ada dukungan moral dan sikap positif dari anggota keluarga dan kerabat. Tentu RT/RW setempat harus diinformasikan.

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Aspek Kesehatan

Hal kedua adalah aspek kesehatan, lanjut Tjandra, yang setidaknya ada empat hal penting yakni:

-Obat-obatan, baik untuk COVID-19 maupun untuk penyakit penyerta yang mungkin ada, dan sudah rutin dikonsumsi.

-Monitor keadaan kesehatan yang dibagi dalam dua hal. Pertama adalah monitor ada tidaknya keluhan (demam, batuk, sesak nafas, sakit kepala, nyeri tubuh, diare, dan lain-lain), atau perburukan dari keluhan. Misalnya, tadinya batuk sedikit tapi jadi batuk berdahak kuning.

Kedua adalah monitor dengan alat, misalnya saja dengan termometer yang relatif mudah didapat, atau lebih bagus lagi dengan oximeter untuk tahu situasi oksigen di tubuh, atau mungkin alat tensimeter untuk mengukur tekanan darah.

“Monitor setidaknya dilakukan dua atau tiga kali sehari. Berita tentang cukup banyak orang yang meninggal saat isoman tentu amat menyedihkan,” katanya.

-Tersedia komunikasi dengan petugas kesehatan untuk konsultasi. Yang ideal tentu dengan dokter yang biasa merawat, dengan klinik/Puskesmas terdekat, atau setidaknya dengan kenalan atau kerabat yang kebetulan berprofesi di bidang kesehatan.

Ini sangat diperlukan karena kalau dirawat di rumah sakit maka tiap hari dokter akan memeriksa maka kalau di rumah maka akan baik sekali kalau secara berkala ada komunikasi dengan petugas kesehatan. Tentu sejak awal Puskesmas setempat perlu diberitahukan bahwa akan melakukan isoman.

-Pola hidup sehat tentu harus terjaga, termasuk berolahraga, menjaga kebersihan dan mengelola kemungkinan stres dengan baik, tambahnya.

3 dari 4 halaman

Cegah Penularan di dalam Rumah

Hal ketiga adalah pencegahan penularan dengan orang lain di dalam rumah. Ada 3 hal yang juga perlu dilakukan yakni:

-Tidur dalam kamar yang terpisah. 

-Memisahkan makanan, pakaian, alat mandi, dan alat pribadi lain.

-Memakai masker secara adekuat kalau terpaksa ada kontak dengan anggota keluarga lain, dan rajin mencuci tangan.

 

4 dari 4 halaman

Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.