Sukses

Pemudik Berisiko Pulang Bawa Virus Corona, Doni Monardo Ingatkan Bahaya COVID-19

Liputan6.com, Palembang Banyak pemudik pulang membawa virus Corona, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengingatkan bahaya COVID-19. Selepas pemudik kembali ke kota, keluarga atau kerabat yang berada di kampung halaman bisa terpapar COVID-19.

Doni pun menegaskan, masyarakat tidak menganggap enteng penularan virus Corona. Indonesia dapat belajar dari India, yang mana terjadi lonjakan kasus COVID-19. Rumah sakit penuh di sana penuh sampai kebutuhan oksigen meningkat.

"Sudah banyak terjadi, para pemudik pulang membawa virus Corona. Begitu dia kembali ke kota, yang ditinggal terpapar COVID-19. Karena fasilitas kesehatan di daerah kurang memadai, akhirnya meninggal," terang Doni saat memberi arahan dalam Rapat Koordinasi Penanganan COVID-19 bersama jajaran Provinsi Sumatera Selatan, Kota Palembang, Rabu (5/5/2021).

"Di satu daerah, bahkan seorang pemudik membawa virus dan menularkan ke satu RT. Janganlah kita masa bodoh dan anggap enteng. Ingat, kasus India harus jadi pelajaran."

Belajar dari peningkatan kasus di India, pengendalian COVID-19 dapat menjadi sulit dilakukan. Apalagi terjadi pelonggaran protokol kesehatan di sejumlah kegiatan.

"Negara India, yang semula landai, bahkan hampir bisa mengendalikan COVID-19, hanya karena perayaan tradisi, pelonggaran kegiatan olahraga, mendadak melonjak mengerikan," jelas Doni Monardo, yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Kalau sudah seperti itu, sangat sulit mengendalikan. Berapa pun biaya tidak akan pernah cukup."

 

** #dilarangmudik 

     #ingatpesanibu

     #DILARANG MUDIK

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jangan Anggap Enteng COVID-19

Memungkasi arahan dalam Rapat Koordinasi Penanganan COVID-19, Doni Monardo mengutip, tiga inspirasi universal yang hendaknya bisa kita jadikan pegangan.

"Pertama, prinsip salus populi suprema lex, yang artinya, hukum tertinggi adalah keselamatan rakyat. Kedua, amanat konstitusi negara (Undang-Undang Dasar 1945), bahwa negara wajib melindungi warga negaranya," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com.

“Terakhir, saya kutipkan surat Al-Ashr: Demi masa/ sungguh, manusia berada dalam kerugian,/ kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."

Berdasarkan data Satgas COVID-19 per 3 Mei 2021, terdapat 10 kabupaten/kota di Sumatera Selatan yang mengalami tren kenaikan jumlah kasus aktif COVID-19. Di tingkat provinsi, Sumatera Selatan juga menunjukkan, tren kenaikan jumlah kasus aktif.

Kemudian pada 4 Mei 2021, jumlah kasus aktif di Sumatera Selatan 1.417 (6,76 persen) di atas kasus aktif nasional yang 5,88 persen. Jumlah kasus sembuh 18.499 (88,30 persen) di bawah kasus sembuh nasional yang 91,39 persen. Jumlah kasus meninggal 1.033 (4,93%) di atas kasus meninggal nasional yang 2.74 persen.

“Beberapa bulan lalu, Sumatera Selatan relatif landai. Tapi hari ini, sudah menunjukkan tren naik, bahkan menempati urutan ketiga nasional," pungkas Doni.

"Jadi, saya tekankan, jangan anggap enteng COVID-19. Sekali lagi, jangan anggap enteng! Ingat, masih ada 17 persen masyarakat kita yang tidak percaya COVID-19 itu ada."

3 dari 3 halaman

Infografis Kombinasi 3M Turunkan Risiko Tertular Covid-19 hingga 99,9 Persen

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.