Sukses

Alami Komplikasi Operasi Lasik, Wanita Ini Gunakan Obat Mata dari Darah Sendiri

Wanita ini nekat gunakan darah sendiri sebagai obat mata

Liputan6.com, Jakarta Operasi mata lasik (Laser-Assisted in Situ Keratomileusis) sangat membantu masalah mata minus (rabun jauh), plus (rabun dekat) atau silinder. Namun prosedur ini juga memiliki risiko komplikasi seperti mata kering, silau, dan penglihatan ganda.

Meskipun jarang, namun hal itu bisa terjadi. Sementara beberapa wanita di TikTok mengatakan bahwa mereka mengalami komplikasi dari dua jenis operasi lasik sehingga perlu menggunakan obat tetes mata yang terbuat dari darah mereka sendiri untuk meredakannya.

Yang pertama adalah seorang wanita berusia 24 tahun bernama Dana yang menggunakan nama @lifeinrosegold_ . Ia membagikan pengalamannya di TikTok bahwa setelah menjalani operasi lasik (laser-assisted in situ keratomileusis), ia harus menggunakan obat tetes ini.

"Saya ingin menunjukkan kepada kalian obat yang harus saya bawa-bawa dengan pendingin ini. Ini adalah obat yang dibuat dari darah saya sendiri. Jangan khawatir, ini tidak mengerikan," katanya di video yang menjadi viral tersebut.

Dana mengatakan obat itu harus selalu disimpan di lemari es. Ia juga mengatakan obat tersebut dibuat dari plasma dalam darahnya. Ia harus meneteskannya ke mata delapan kali sehari untuk memperbaiki kerusakan saraf di matanya. Menurutnya, rasanya setiap kali masuk ke mata sangat menakjubkan. Ia juga mencatat bahwa ia membagikan kisahnya tersebut agar orang-orang menjaga kesehatan matanya dan karena obat tetesnya yang dari darahnya sendiri.

Sementara TikToker lain bernama Amber (@ loha.amber) juga menggunakan obat tetes mata yang terbuat dari darahnya sendiri setelah menjalani operasi mata laser PRK (photorefractive keratectomy). Ia menggambarkan penderitaannya seolah memiliki fibromyalgia di mata dengan rasa sakit terus menerus jika tidak ditetes obat. Ia juga menyebutkan harga obat tetes tersebut sekitar $ 200 (sekitar hampir tiga juga rupiah) sebulan. Ia bahkan berharap bisa kembali ke masa menggunakan lensa kontak atau kacamata saja, namun kini tidak bisa lagi. Ia mengharapkan kisahnya ini dapat meningkatkan kesadaran akan potensi komplikasi dari operasi mata lasik.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kata Ahli

Dilansir dari Health, operasi mata laser baik lasik atau PRK, keduanya bertujuan untuk meningkatkan penglihatan dengan melalui prosedur operasi mata yang menggunakan laser pada masalah penglihatan terkait kesalahan refraksi (rusaknya kemampuan mata untuk membiaskan atau membelokkan cahaya dengan benar). Kedua operasi ini membentuk kembali jaringan kornea Anda (lapisan luar bening di depan mata Anda) dengan cara yang berbeda.

Kalau proses PRK, lapisan atas kornea Anda benar-benar dihilangkan, kemudian dokter membentuk kembali lapisan kornea Anda yang tersisa dengan laser. "PRK lebih menyakitkan karena mereka menghilangkan seluruh lapisan atas kornea dan membutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk tumbuh kembali," kata seorang dokter mata di UCLA Health, Vivian Shibayama, OD.

Sedangkan proses Lasik, dokter memotong flap kecil di lapisan kornea atas, kemudian membentuk kembali lapisan yang tersisa dengan laser melalui pembukaan flap tersebut, lalu menutup flap tersebut, sehingga nyeri berkurang dan mampu menyembuhkan lebih cepat, jelas Shibayama.

Tapi karena kedua operasi melibatkan pengerjaan pada kornea yang memiliki banyak saraf, sehingga prosedur pembedahan apapun atau bahkan abrasi bisa sangat menyakitkan, katanya.

Menurut American Academy of Ophthalmology (AAO), hingga 95% pasien lasik puas dengan hasil mereka setelah operasi. Adapun efek samping sementara yang pasien alami yaitu:

- Penglihatan kabur atau buram

- Kesulitan dengan penglihatan malam

- Rasa gatal, kering, dan gejala mata kering lainnya

- Silau, lingkaran cahaya, atau semburan bintang di sekitar lampu

- Sensitivitas cahaya

- Tidak nyaman

- Rasa sakit

- Bercak merah muda atau merah kecil di bagian putih mata.

Menurut AAO juga, efek sampingnya bisa permanen pada sejumlah kecil pasien. Tetapi data menunjukkan ada cukup banyak orang yang setidaknya memiliki beberapa efek samping yang tidak diinginkan.

Satu studi yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Ophthalmology mempelajari dua kelompok terpisah orang yang memiliki LASIK (262 personel aktif Angkatan Laut dan 312 warga sipil). Para peneliti menemukan sebagian besar dari peserta studi (43% pada kelompok pertama; 46% pada kelompok kedua) melaporkan masalah visual baru setelah operasi, termasuk mata kering, dan secara keseluruhan, para peneliti menemukan hanya 1-2% pasien tidak puas dengan hasil mereka.

Studi lain yang mengobservasi pasien lasik selama lima tahun menemukan bahwa sekitar setengah dari mereka mengalami mata kering. Ditambah 20% mengalami nyeri atau sakit mata, 30% mengalami kesulitan mengemudi di malam hari, dan 40% mengalami sensitivitas cahaya setelah operasi.

Penelitian telah menemukan bahwa PRK dapat menyebabkan komplikasi serupa. AAO mendaftarkan hal berikut sebagai potensi masalah setelah operasi.- Silau dan lingkaran cahaya di sekitar lampu, terutama di malam hari- Jaringan parut pada kornea- Kekeruhan pada kornea- Infeksi kornea

AAO juga mengatakan bahwa beberapa orang mungkin mengalami kebutaan setelah operasi. Sementara sekitar 90% orang memiliki penglihatan 20/40 atau lebih baik tiga bulan setelah operasi, tidak jelas berapa banyak orang yang mengalami efek samping yang tidak diinginkan setelah PRK.

Lalu ada apa dengan obat tetes yang terbuat dari darah mereka sendiri?

Obat tetes ini bernama autologous dan memang benar mereka menggunakan darah pasien. Penggunaan darah diperlukan karena ada beberapa faktor pertumbuhan, nutrisi, dan komponen lain yang ditemukan dalam serum darah kita, kata profesor optometri klinis di The Ohio State University College of Optometry, Aaron B. Zimmerman, OD, dikutip dari Health.

Manfaat tersebut dipercaya meningkatkan penyembuhan epitel (lapisan superfisial kornea), karena telah terbukti membantu regenerasi saraf pada pasien sakit mata. Juga digunakan untuk mengobati kasus mata kering yang parah pada pasien dengan efek samping dari perawatan mata lainnya, kata Shibayama.

"Salah satu tujuan obat tetes autologous untuk melumasi mata, meskipun banyak air mata buatan yang berbeda bisa melakukan yang sama. Namun bedanya obat tetes autologous dari nutrisi dan faktor pertumbuhan yang meningkatkan penyembuhan permukaan mata," kata Zimmerman.

Bagaimana membuatnya?

Pertama, darah Anda diambil. "Ketika saya memesan serum air mata untuk pasien, laboratorium keliling datang ke pasien untuk mengambil darahnya," kata Shibayama.

Kemudian darah ditempatkan dalam sentrifus untuk memisahkan berbagai komponen darah. "Serum, komponen darah, kemudian diekstraksi dan dicampur dengan saline dan atau agen lain seperti asam hialuronat untuk membuat air mata terapeutik," kata Zimmerman. Sementara tata cara penggunaannya sebagaimana yang diresepkan oleh dokter.

Oleh karena itu, jika Anda sedang mempertimbangkan LASIK atau PRK, dokter menyarankan untuk waspada terhadap potensi risikonya. "Operasi mata laser cukup aman, tetapi operasi dan efek samping dapat terjadi," kata Zimmerman.

3 dari 3 halaman

Infografis 3 Varian Virus Corona Paling Menular Lolos ke Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.