Sukses

Jalankan Protokol Kesehatan, Jemaah Masjid Istiqlal Hanya 1 Persen dari Biasanya

Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Nassaruddin Umar mengatakan bahwa pihak Masjid Istiqlal telah memperoleh izin dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah selaku penanggung jawab Satgas Penanganan COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan ibadah Ramadan di Masjid Istiqlal Jakarta dijalankan kembali pada tahun ini, setelah setahun sebelumnya terkendala renovasi dan bertepatan dengan masa awal pandemi. Kembali beroperasinya Masid Istiqlal sudah mendapat izin dari pemerintah pusat dan daerah.

Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Nassaruddin Umar mengatakan bahwa pihak Masjid Istiqlal telah memperoleh izin dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah selaku penanggung jawab Satgas Penanganan COVID-19. Izin yang diperoleh merujuk pada Surat dari Mendagri yang hanya memperbolehkan jumlah jamaah sebanyak 50 persen dari biasanya.

“Nah kalau kita melihat 50 persen dari totalitas jamaah. Masjid Istiqlal itu kan mampu menampung 250 ribu jamaah. Kalau berpegang kesitu (Surat Mendagri) berarti kami bisa menerima jamaah sebanyak 125 ribu orang,” ujar Nassaruddin dalam Dialog Produktif ditulis Sabtu (17/4/2021).

Permasalahan yang dihadapi oleh pihak Masjid Istiqlal adalah keterbatasan jumlah pintu masuk. Oleh karena itu perlu pengurangan jumlah jemaah lebih banyak demi menghindari kerumunan.

Sebanyak 125 ribu jamaah nantinya akan melewati tangga dan memasuki pintu yang sama. Keterbatasan pintu masuk ini, disebabkan karena renovasi tahap 2 masih berjalan. Sehingga, pintu timur dan selatan Masjid Istiqlal belum dibuka. Satu-satunya pintu yang masih terbuka adalah pintu utara.

“Satu-satunya pintu yang bisa dibuka itu bagian utara. Nah, itu peluang untuk berkerumunnya ada. Maka kami terpaksa membatasi, walaupun kuota jamaah Masjid Istiqlal itu 50 persen, tapi kami hanya terima 1 persen atau sekitar 2 ribu orang saja,” ungkap Nassaruddin.

 

Simak Juga Video Berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Antisipasi Lebih

Selain pembatasan jamaan, Masjid Istiqlal turut menerapkan protokol kesehatan yang lebih ketat. Bila Pemerintah DKI Jakarta menerapkan jaga jarak 1 meter, Masjid Istiqlal menerapkan 1,5 sampai 2 meter.

Penyemprotan disinfektan selalu dilakukan sebelum dan sesudah Salat Tarawih berjamaah. Pihak Masjid Istiqlal juga berusaha untuk mempercepat Salat Tarawih dan memohon kepada para jamaah untuk segera meninggalkan Masjid sesaat setelah selesai Salat Tarawih.

Pihak Masjid Istiqlal turut menyiapkan ambulans, beserta supirnya yang selalu siap kapan saja. Klinik dan alat pemadam kebaran juga telah disiapkan. Simulasi-simulasi seperti kecelakaan, kebakaran, hingga bom juga sudah dilakukan.

 
3 dari 4 halaman

Tidak Jalankan Tradisi Ramadan

Tradisi ramadan yang biasanya dilaksanakan dari tahun ke tahun, terpaksa harus tidak dilakukan tahun ini. Masjid Istiqlal menyiapkan brosur-brosur pengumuman untuk ditempatkan di sekitaran masjid. Berisikan pemberitahuan bahwa kegiatan buka puasa bersama, iktikaf, dan makan sahur ditiadakan.

Semua upaya menjalankan protokol kesehatan yang diperketat ini dilakukan oleh pihak Masjid Istiqlal supaya dijadikan contoh yang baik bagi Masjid dan rumah ibadah lainnya di seluruh Indonesia.

“Kalau kami, pihak Masjid Istiqlal dapat memberikan contoh yang baik, maka kami memohon kepada Masjid lain, juga rumah-rumah ibadah dari agama lainnya dapat saling berbagi dan belajar bersama-sama mengenai apa yang bisa kita lakukan demi keamanan masyarakat kita bersama,” pungkas Nassaruddin.

 

 

Penulis: Rissa Sugiarti

 
4 dari 4 halaman

Infografis Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.