Sukses

Penerapan Protokol Kesehatan Cegah COVID-19 dalam Keluarga Dinilai Lebih Sulit

Risiko penularan COVID-19 dalam keluarga bisa terjadi apabila ada satu anggota keluarga yang harus bekerja keluar rumah

Liputan6.com, Jakarta - Penerapan protokol kesehatan 3M demi mencegah penularan COVID-19 dinilai jauh lebih sulit dilakukan di tingkat keluarga.

Dwi Listyawardani, Ketua Subbidang Sosialisasi Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 mengatakan bahwa memang sulit untuk meminta seluruh anggota keluarga tetap tinggal di dalam rumah.

"Pasti salah satu harus ada yang keluar untuk mencari nafkah," kata Dwi yang juga Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN tersebut dalam sebuah dialog virtual dari BNPB beberapa waktu lalu, ditulis Minggu (17/1/2021).

Namun, risiko penularan virus corona bisa datang dari anggota keluarga yang keluar rumah untuk bekerja. Hal inilah yang rentan membuat terjadinya klaster penularan dalam keluarga.

"Memang harus sejalan antara pemulihan ekonomi secara nasional melalui aktivitas ekonomi anggota masyarakat, dalam hal ini mereka yang usianya produktif di dalam satu keluarga, dengan penerapan protokol kesehatan itu di level keluarga," ujarnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Peran Ibu

Dwi melihat bahwa jika dibandingkan dengan mal, kantor, atau pasar, penerapan protokol kesehatan di dalam lingkungan keluarga jauh lebih sulit.

"Karena ada sanksi seperti menutup dan segala macam, dengan peraturan hanya boleh hadir di tempat kerja 25 persen, penerapan aturannya jauh lebih mudah dibandingkan dengan penerapan di tingkat keluarga," katanya.

Dwi mengatakan bahwa apabila dalam tingkat keluarga penerapan protokol kesehatan masih sulit untuk dilakukan, maka penerapan secara individu pun juga susah.

"Sampai dengan saat ini, keluarga masih dianggap sebagai tempat kita untuk tidak terikat. Coba bayangkan sekarang kita menganjurkan semua anggota keluarga memakai masker juga di rumah. Bisa dibayangkan seperti apa, padahal kan kita maunya bebas," kata Dwi.

Maka dari itu, Dwi mengatakan bahwa pendampingan mengenai protokol kesehatan 3M bagi keluarga pun akan terus dilakukan, khususnya melalui peran ibu.

"Ibu ini menjadi pokok yang terus harus mengingatkan anggota keluarganya untuk terus menerapkan protokol kesehatan itu sendiri," katanya.

3 dari 3 halaman

Infografis Jangan Anggap Remeh Cara Pakai Masker

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.