Sukses

Rumah Sakit di Inggris Kewalahan Akibat Varian Baru COVID-19

Rumah sakit di Inggris kewalahan menghadapi banyaknya pasien baru COVID-19. Ambulans juga dilaporkan tidak dapat menurunkan pasien di beberapa rumah sakit karena semua tempat tidur rumah sakit telah penuh.

Liputan6.com, Jakarta - Rumah sakit di Inggris kewalahan menghadapi banyaknya pasien baru COVID-19. Ambulans juga dilaporkan tidak dapat menurunkan pasien di beberapa rumah sakit karena semua tempat tidur rumah sakit telah penuh.

Dilansir dari laman APnews, rumah sakit yang paling terdampak adalah rumah sakit di wilayah London dan Selatan Inggris. Banyak staf rumah sakit yang dilaporkan tidak bisa bekerja karena ikut tertular COVID-19.

"Dokter dan perawat yang akan cuti dibatalkan, mereka melakukan shift ekstra, mereka bekerja lembur tetapi situasinya sangat serius. Situasinya tidak dapat dipertahankan dan saya pikir kita hampir kewalahan,” ujar dokter dari unit gawat darurat rumah sakit di London, Dr. Sonia Adesara.

Inggris tercatat memiliki 20.426 pasien COVID-19 yang ditampung di rumah sakit pada Senin (28/12/2020). Angka tersebut melebihi rekor sebelumnya sebelumnya pada 12 April lalu, dengan 18.974 pasien.

Pihak berwenang menyalahkan varian baru COVID-19 atau SARS-CoV-2 strain B.1.1.7 atas melonjaknya pasien di rumah sakit.

Inggris telah mencatat ada 53.135 kasus baru COVID-19 pada Selasa (29/12/2020), dengan 414 kematian sehingga total pasien meninggal akibat COVID-19 di Inggris mencapai 71.000 pasien. Itu merupakan jumlah kematian tertinggi kedua di Eropa setelah Italia.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menutup sejumlah fasilitas umum

Pihak berwenang juga telah melakukan pembatasan ketat untuk meredam penyebaran varian baru COVID-19, seperti dengan menutup kolam renang umum, pusat kebugaran, dan beberapa toko. Restoran dan pub juga hanya dapat menawarkan makanan untuk dibawa pulang.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, pada Selasa malam dikabarkan mengadakan rapat bersama komite krisis COVID-19 di Inggris, untuk membahas kemungkinan dilakukannya pembatasan yang lebih ketat.

Akibat masih meningkatnya penyebaran varian baru COVID-19 di Inggris, Epidemiolog dari University College London Andrew Hayward menyarankan, agar pemerintah Inggris menunda rencana pembukaan kembali sekolah minggu depan setelah liburan Natal, karena berpotensi akan meningkat angka penyebaran virus.

Sebelumnya, Pemerintah Inggris berencana untuk membuka kembali sekolah setelah liburan natal. Untuk menyiapkan hal tersebut, pemerintah menyiapkan 1.500 personel angkatan bersenjata untuk membantu pengujian virus Corona di sekolah.

 

(Rizki Febianto)

3 dari 3 halaman

INFOGRAFIS: Urutan Penerima Vaksin Covid-19 di Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.