Sukses

Papa T Bob Meninggal Diduga Diabetes, Begini Cara Cegah Penyakit Ini

Kaum muda jangan sampai terkena diabetes seperti yang pernah diidap Papa T Bob

Liputan6.com, Jakarta - Pencipta lagu anak-anak Papa T Bob meninggal dunia pada Jumat, 10 Juli 2020 di usia 59.

Sebelum meninggal dunia, Papa T Bob yang bernama asli Erwanda Lukas diketahui sempat dirawat karena diabetes.

Bahkan, pada April 2020, mantan penyanyi cilik yang namanya besar karena karya-karya Papa T Bob mengadakan konser untuk menyemangati sang maestro.

Dea Ananda, salah satu personel Trio Kwek-Kwek mengunggah sebuah foto kebersamaannya dengan Papa T Bob. Pada foto pertama, terlihat Papa T Bob berfoto bersama Trio Kwek-Kwek, dan foto kedua tampak sosok Joshua Suherman dan Enno Lerian ikut foto bersama.

"Rest in peace om Wanda @papatbob_official. Nggak ada om Wanda, nggak ada Trio Kwek-Kwek. Terima kasih atas semua karya yang selalu mewarnai hidup kami. Selamat jalan," tulis Dea sebagai keterangan foto.

 

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengenal Diabetes, Penyakit yang Diidap Papa T Bob

Pada sebuah diskusi pada November 2019, dokter spesialis penyakit dalam Dicky Levenus Tahapary dari Perkumpulan Endokrinologi (PERKENI) Jaya, mengatakan masyarakat sekarang hidup di lingkungan yang gampang sekali mengidap diabetes.

Terlalu sering mengonsumsi makanan manis dan malas bergerak adalah kebiasaan banyak masyarakat era sekarang.

Akibat dari perilaku tersebut, kegemukan tak dapat dihindari. Bila terus dibiarkan, membuka peluang untuk terjadinya diabetes.

"Oleh sebab itu, penting untuk melakukan skrining diabetes. Prediabetes setiap lima tahun, seperempatnya akan jadi diabetes maka harus diintervensi," kata Dicky di Universitas Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada Kamis, 14 November 2019.

Menurut Dicky, langkah sederhana yang bisa dilakukan guna menurunkan risiko diabetes adalah dengan menjalani gaya hidup sehat.

"Gaya hidup bisa menurunkan risiko sampai 25 persen. Kalau obat hanya 10 sampai 15 persen," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Diabetes

Dicky mengatakan bahwa kesadaraan masyarakat di perkotaan, seperti Jakarta, masih rendah. Ini yang menjadi penyebab rendahnya penemuan kasus diabetes. Padahal, fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas mudah dijangkau.

"Akibatnya terlambat ditemukan. Sekitar 52 persen pasien dengan diabetes sudah memiliki komplikasi ketika didiagnosis," ujarnya.

International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017 mencatat bahwa Indonesia adalah rumah bagi 10,3 juga penyandang diabetes.

Diperkirakan jumlahnya meningkat sebesar 60 persen pada 2045 menjadi 16,7 juta jiwa, dan menempati peringkat ke-7 dunia.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pun mendukung fakta tersebut. Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes di Indonesia meningkat dengan cepat.

Bila pada 2013 angka prevalensi diabetes berdasarkan pemeriksaan darah pada penduduk berusia di atas 15 adalah 6,9 persen, tahun kemarin naik menjadi 8,5 persen.

Dicky mengatakan tantangan lain dalam pengelolaan diabetes adalah jumlah dokter dan dokter spesialis di fasilitas kesehatan yang tidak sebanding dengan banyaknya pasien.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.