Sukses

Rapid Test COVID-19 Buatan Anak Bangsa, Menristek: Bulan Ini Target Produksi 200 Ribu Unit

Rapid test COVID-19 anak bangsa, Menristek Bambang sebut bulan ini akan menargetkan produksi sebanyak 200.000 unit.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengungkapkan alat rapid test RI-GHA COVID-19 buatan anak bangsa segera diproduksi massal pada Juli dan Agustus 2020.

Produk rapid test RI-GHA COVID-19 telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. Dengan demikian, pihaknya siap memproduksi dalam jumlah besar.

“Bulan (Juli) ini, kami targetkan bisa memproduksi 200 ribu unit rapid test, tetapi bulan depan (Agustus) dipastikan kita sudah bisa memproduksi 400 ribu unit,” kata Bambang saat saat konferensi pers peluncuran inovasi produk RI-GHA COVID-19 di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, kemarin (9/7/2020).

Ia melanjutkan, 4.000 kit rapid test antibodi RI-GHA COVID-19 telah diakurasi di beberapa rumah sakit di Yogyakarta, Solo, Semarang, dan Surabaya. Sementara itu, sekitar 6.000 kit juga telah diuji lapangan di sejumlah puskesmas, salah satunya di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

"Alat rapid test tersebut sudah telah teruji sensitivitas (98 persen) dan spesifitasnya (96 persen) melalui uji laboratorium terhadap orang Indonesia," lanjut Bambang dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Deteksi OTG, ODP, PDP, dan Pasca Infeksi

Bambang menjelaskan rapid test RI-GHA COVID-19 memiliki keunggulan. Alat ini mampu mendeteksi Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan PDP), dan pasca infeksi.

"Alat uji itu tergolong fleksibel karena mampu mendeteksi OTG, ODP, PDP, dan Pasca Infeksi dengan menggunakan sampel serum, plasma, atau whole blood. Hasilnya pun bisa diketahui secara cepat dalam waktu 15 menit tanpa membutuhkan alat tambahan maupun tenaga terlatih," jelasnya.

Untuk kisaran harga, rapid test juga murah. "Harga yang sangat murah yaitu Rp75.000. Maka, kita harapkan alat ini bisa dipergunakan secara massal, sehingga bisa mengatasi secepatnya masalah COVID-19," tandas Bambang.

Rapid test RI-GHA COVID-19 dikembangkan Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung, Universitas Mataram, dan PT Hepatika Mataram.

3 dari 3 halaman

Solusi Pemenuhan Alat Kesehatan

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sangat mengapresiasi hasil temuan anak negeri berupa alat rapid test RI-GHA COVID-19.

Alat itu digadang-gadang mampu menjadi solusi atas pemenuhan kebutuhan alkes yang sudah sangat mendesak di Indonesia.

"Tentu saja kita harus mendukung karya anak bangsa. Kita dorong agar produk dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri kita tanpa harus tergantung produk dari luar," ujar Muhadjir.

"Ini ada kaitannya dengan masalah mental. Perlu ada revolusi mental untuk kita bangga dengan produk dalam negeri kita sendiri, kita mencintai produk dalam negeri sendiri. Kita bisa menggunakan secara penuh dengan percaya diri dengan produk dalam negeri."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.