Sukses

Lockdown Virus Corona Turunkan Polusi Udara di Italia

Lockdown yang dilakukan pemerintah Italia karena virus corona membuat polusi udara di negara tersebut ikut berkurang

Liputan6.com, Jakarta Strategi lockdown yang dilakukan Italia untuk mencegah penyebaran infeksi virus corona atau COVID-19 mulai terlihat efeknya pada lingkungan hidup. Polusi udara berkurang.

Sebuah visual yang dirilis oleh European Space Agency (ESA) yang diambil dari atas Bumi yang berlangsung sejak awal tahun hingga pekan lalu, menunjukkan penurunan emisi nitrogen dioksida (NO2) di Italia utara karena adanya lockdown virus corona. Gas berbahaya yang dihasilkan dari pembangkit listrik, mobil, dan pabrik.

"Penurunan emisi nitrogen dioksida di atas Lembah Po di Italia utara sangat terlihat," kata Claus Zehner, pengelola satelit Copernicus Sentinel-5P dikutip dari Space pada Minggu (15/3/2020)

"Meskipun mungkin ada sedikit variasi dalam data karena ditutupi awan dan perubahan cuaca, kami sangat yakin bahwa pengurangan emisi yang bisa kita lihat bertepatan dengan lockdown di Italia, yang menyebabkan lebih sedikit lalu lintas dan kegiatan industri," kata Zehner seperti dikutip dari The Independent.

Mengutip Sky News, satelit Copernicus Sentinel-50 dioperasikan oleh ESA yang diluncurkan untuk memantau tingkat polusi udara di berbagai kota dan daerah di dunia.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kondisi yang Pernah Terjadi di Tiongkok

Italia dikabarkan telah menutup semua toko, kecuali toko makanan, apotek, dan beberapa yang menjual kebutuhan penting, sebagai upaya menghentikan penyebaran COVID-19

Kondisi serupa sebelumnya terlihat di Tiongkok, ketika negara tirai bambu melakukan penutupan pada beberapa kota untuk mencegah penyebaran infeksi virus corona atau COVID-19.

Pada Februari lalu, National Aeronautics and Space Administration (NASA) bersama dengan ESA merilis beberapa peta yang menunjukkan pengurangan NO2 di beberapa wilayah China sejak tanggal 1 sampai 20 Januari 2020 (sebelum adanya karantina) dan 10 sampai 25 Februari 2020 (sesudah adanya karantina).

NASA mengatakan, pengurangan polusi NO2 pertama kali terlihat di sekitar Wuhan, kota asal ditemukannya virus tersebut. Kemudian, situasi tersebut terjadi di seluruh negara itu.

"Ini pertama kalinya saya melihat penurunan dramatis di area seluas itu dalam sebuah kejadian tertentu," kata peneliti kualitas udara di Goddard Space Flight Center NASA, Fei Liu seperti dikutip dalam laman Earth Observatory NASA.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.