Sukses

Penggunaan Herbal Bagus untuk Perkuat Imunitas, Bukan Membunuh Virus Corona

Juru bicara penanganan virus corona di Indonesia, Achmad Yurianto mengatakan, penggunaan herbal mampu memperkuat imunitas tubuh tapi bukan membunuh Virus Corona.

Liputan6.com, Jakarta Belum ada vaksin ataupun obat khusus untuk infeksi Virus Corona COVID-19. Namun, beberapa mengklaim obat-obatan herbal mampu menyembuhkannya.

Terkait hal ini, Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan bahwa penggunaan herbal bukan untuk membunuh Virus Corona penyebab COVID-19.

"Sehingga anjuran, saran, apapun yang terkait dengan penggunaan herbal, penggunaan yang lain lain, dalam konteks untuk meningkatkan daya tahan tubuh, bagus. Tetapi bukan untuk membunuh virusnya," kata Yuri dalam konferensi persnya di Kantor Staf Presiden, Komplek Istana Negara Jakarta pada Kamis (5/3/2020).

Dikutip dari siaran langsung resmi di Instagram resmi Kemenkes, Yuri mengatakan, dengan daya tahan tubuh yang baik, maka virus akan hilang dengan sendirinya dari tubuh seseorang. Hal ini karena penyakit tersebut adalah self-limiting disease.

"Sampai dengan saat ini, secara resmi WHO dan dunia belum menemukan obat yang spesifik untuk virus ini dan juga belum menemukan vaksin yang spesifik untuk virus ini," kata Yuri menjelaskan.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Yang Terpenting Perkuat Imunitas

Terkait riset untuk obat, Yuri mengungkapkan World Health Organization sudah meminta bantuan para peneliti di dunia untuk mencoba mencari obat atau vaksin untuk penyakit yang tengah mewabah hampir di seluruh dunia ini.

"Di beberapa negara sudah menemukan sampel-sampel contoh yang sudah diuji cobakan secara lokal di daerah itu, tentunya hasil uji coba ini harus dibawa secara internasional," kata Yuri.

Dia menambahkan, para ahli di Indonesia sudah bergabung dalam komunitas tersebut. Menurutnya, hal ini karena sampel yang ada di Indonesia baru dua. Namun, beberapa negara seperti China sudah mulai menemukan beberapa formula yang menjanjikan.

"Tetapi kan ini belum menjadi standar baku dunia yang sedang berproses. Jadi kita tidak mengandalkan itu sebagai satu-satunya cara karena kita meyakini bahwa ini self-limiting disease, maka treatment kita adalah memperbaiki imunitas mereka," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.