Sukses

Observasi di Pulau Sebaru Kecil, WNI Kapal World Dream dan Diamond Princess Akan Dipisahkan

WNI Kapal World Dream dan Diamond Princess akan dipisahkan selama observasi di Pulau Sebaru Kecil.

Liputan6.com, Jakarta Observasi Warga Negara Indonesia (WNI) Kapal World Dream dan Diamond Princess terkait virus corona (COVID-19) di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu akan dipisahkan. Kedua kelompok tersebut tidak akan bertemu langsung.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menerangkan, fasilitas observasi di Pulau Sebaru Kecil untuk kelompok Kapal World Dream dan Diamond Princess sudah disiapkan matang.

"Nanti ada dua blok. Ada blok dari World Dream dan ada blok dari Diamond Princess. Batas untuk kelompok tersebut dibuat jelas dan tidak akan terjadi kumpul di antara keduanya," kata Muhadjir usai melakukan peninjauan di Pulau Sebaru Kecil, kemarin (28/2/2020). 

"Untuk teknis, tentu saja sudah kita bahas, daya dukung dari TNI dan BNPB, dan back up kesehatan dari Sesditjen P2P Kementerian Kesehatan."

Pemerintah juga telah melengkapi ketersediaan fasilitas dan tenaga pendukung untuk masing-masing blok observasi di Pulau Sebaru Kecil, menurut keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

"Semua tenaga kesehatan dan peralatan telah disiapkan dengan optimal. Tenaga TNI/Polri dan pendukung siap," lanjut Muhadjir.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Evakuasi Dilakukan Bergantian

Muhadjir melanjutkan, proses evakuasi dilakukan secara bergantian. Kelompok pertama yang datang di Pulau Sebaru Kecil adalah 188 WNI ABK Kapal World Dream 

Mereka dijemput dengan KRI Soeharso 990 dan telah tiba di perairan Pulau Sebaru Kecil kemarin (28/2/2020) siang.

Kelompok kedua adalah 68 WNI Kapal Diamond Princess yang saat ini ada di Yokohama, Jepang. Penjemputan menggunakan pesawat udara dilakukan. 

Pemerintah dan semua pihak terkait akan terus bersiaga dan menyiapkan prosedur alternatif apabila kemungkinan terburuk terjadi dan disesuaikan dengan kondisi Pulau Sebaru Kecil. 

"Kerjasama dan kehati-hatian untuk semua pihak sangat dibutuhkan agar proses ini menyelamatkan ABK dan bangsa Indonesia," pungkas Muhadjir.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.