Sukses

Tips untuk Para Ibu Hadapi Baby Shaming

Simak penuturan Mommy Sasika Pretisa dari Babyologist mengenai pengalaman menghadapi baby shamingberikut ini.

Liputan6.com, Jakarta Sahabat Liputan6.com tentu pernah mendengar istilah body shaming, yaitu ketika seseorang berlebihan dalam mengomentari bentuk tubuhnya sendiri atau pun orang lain. Perilaku serupa ternyata juga bisa menerima para bayi dan ibunya. Simak penuturan Mommy Sasika Pretisa dari Babyologist mengenai pengalaman menghadapi baby shamingberikut ini.

Baby shaming? Ternyata bukan hanya mommy nya yang terkena kritikan dan sindiran tapi anaknya juga. Baby shaming merupakan kritikan, sindiran yang sering terjadi dikalangan masyarakat. Pada umumnya mereka akan mengomentari keadaan fisik baby karena hal tersebut lah yang paling mudah untuk dibandingkan.

Terkadang kita secara tidak sadar mengeluarkan ucapan yang menyakiti hati anak bahkan mommy nya secara tidak langsung. Contoh baby shaming yang paling sering terjadi di kehidupan kita yaitu “anaknya kurus banget tidak seperti si A” atau “wah kulitnya kok hitam padahal ayahnya putih” atau “si A sudah bisa berjalan loh usia 11 bulan kok anakmu masih merambat”.

Pasti kalimat-kalimat diatas bukan hal yang asing kan moms ditelinga? Sedikit banyak dari kita pasti pernah bahkan mungkin sering mendengar kalimat tersebut. Meskipun kita juga sebagai manusia yang tidak lepas dari salah, i just can say please stop say negatif about baby or kid. Karena aku sebagai mommy nya juga pasti marah ya kalau ada yang membanding-bandingkan anak kita dengan yang lain.

Aku percaya bahwa gendut atau kurus bukanlah patokan, karena dalam dunia kesehatan juga pasti ada indikatornya pada usia sekian maka baby-nya dikatakan sehat jika berada pada berat badan sekian dengan tinggi badan sekian dan lingkar kepala sekian serta faktor lainnya. Bukan berarti kurus atau gemuk adalah tidak sehat dan menjadi bahan sindiran. Kalau dibilang “ah anaknya kurus jadi tidak lucu”, aku paling sebal dengan kalimat itu karena anak bukan pelawak yang harus membuat hal lucu dan membuat tertawa semua orang, ya kan moms?

Aku punya beberapa tips saat menghadapi baby shaming karena akupun pernah mengalaminya:

1. Jika ada yang bilang, “Kok anaknya rambut jarang gitu si padahal ayah ibunya rambutnya lebat”, sebagai mommy nya sempat emosi karena diulang secara terus menerus. Tapi akhirnya aku santai menjawab “akan ada masanya kok rambutnya akan tumbuh, jangan kaget ya kalo tiba-tiba rambutnya gondrong” (jangan lupa senyum tipis).

2. Percayalah bahwa moms adalah mommy terbaik di dunia yang tau dan paling memahami si kecil.

3. Kalau sekiranya sudah ada yang akan memulai dengan membandingkan kondisi anak kita dengan anak yang lain maka keluarkan jurus jitu “tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, tapi anakku pasti tumbuh jadi orang hebat” dan kalau bisa keluar dari percakapan.

4. Sebisa mungkin kita juga menjaga diri kita untuk tidak melakukan baby shaming kepada baby lainnya karena baby memiliki memory yang sangat luar biasa, maka sebaiknya selalu berkata yang positif agar baby merekam memory yang positif bukan yang negatif.

Keep spirit and stop baby shaming :)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.