Sukses

Korban Reynhard Sinaga Alami Trauma Mendalam

Predator seks Reynhard Sinaga membuat beberapa korbannya mengalami masalah mental serius.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa korban predator seks Reynhard Sinaga menyatakan bahwa apa yang dilakukan pria asal Indonesia itu telah menghancurkan hidup mereka. 

"Saya harap dia tidak akan keluar dari penjara dan membusuk di sana," kata salah satu korban seperti dikutip BBC, Selasa (7/1/2020).

Korban Reynhard Sinaga yang lain juga mengatakan bahwa efek pascapemerkosaan itu membuat hidupnya jadi sulit dilalui. Apalagi ada sebagian yang baru mengetahui dirinya jadi korban pemerkosaan setelah dihubungi polisi untuk dimintai keterangan.

Beberapa pria korban Reynhard juga mengalami masalah kesehatan mental dan sebagian berpikiran untuk melakukan upaya bunuh diri, seperti disampaikan Lisa Waters dari St Mary's Sexual Assault Refferal Centre di Manchester, Inggris. Ini adalah tempat sebagian korban dari Reyhhard mendapat dukungan mental.

Mereka yang menjadi korban kekerasan atau pelecehan seksual memang rentan mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi, gangguan cemas, post-traumatic stress disorder (PTSD).

Dalam studi yang dipublikasikan dalam Jama Internal Medicine edisi Oktober 2018, terungkap korban kekerasan seksual memiliki risiko tiga kali lipat mengalami depresi. Lalu, dua kali lipat berisiko alami gangguan kecemasan.

Kondisi ini membuat kualitas tidur memburuk dan risiko mengalami insomnia jadi dua kali lipat lebih mungkin terjadi seperti dikutip Web MD.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berdampak pada Kesehatan Fisik

Satu lagi, kondisi tersebut juga memengaruhi kesehatan fisik, yakni jadi memiliki tekanan darah tinggi dan kurang tidur.

"Efek jangka panjang pada korban kekerasan dan penyerangan seksual bukan cuma kesehatan mental. Studi ini menunjukkan bahwa trauma punya efek yang nyata dalam kesehatan fisik seseorang," kata salah satu peneliti profesor psikiatri Karestan Koenen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.