Sukses

Tetap Tenang Hadapi Anak yang Tantrum, Ini 5 Tips Pakar (1)

Ketika anak tantrum bisa jadi ujian tidak mudah bagi orangtua. Berikut saran ampuh dari pakar agar orangtua tetap bisa menanganinya dengan tenang.

Liputan6.com, Jakarta Menghadapi dan mengatasi anak yang sedang tantrum, bukanlah hal mudah. Apalagi tantrum datang ketika sedang berada di ruang publik, hal ini jadi ujian berat bagi orangtua. Namun, satu hal yang perlu orangtua ketahui bahwa tantrum merupakan salah satu bentuk komunikasi anak. 

Tantrum itu sehat di usia satu sampai 1-3 tahun. Tantrum adalah sebuah komunikasi bahwa anak tidak ingin sesuatu dan menuntut hal yang dia sukai. Itu cara dia berkomunikasi tapi perlu diperbaiki,” kata Pendiri dan Kepala Akademik Montessori Haus Asia, Rosalynn Tamara.

Tentu saja, menghadapi anak yang sedang marah atau menangis kencang bukan dengan marah-marah. Berikut saran Rosalynn yang ditemui saat perayaan ulang tahun pertama Orami Community beberapa waktu lalu.

1. Jangan ikut tantrum

Merasa malu saat anak tantrum ketika berada di mal atau ruang publik lainnya memang wajar. Namun, untuk mengatasi itu tidak ikut emosi dan berteriak pada anak.

“Jadi ketika anak mulai tantrum, baik itu di public place atau di rumah, pastikan itu aman tempatnya. Lalu  jangan sampai kita ikut tantrum. Be calm,” kata Rosalynn. 

Dia juga menyarankan orangtua untuk menghela napas sejenak, menutup mata, lalu mengangkat kedua tangan dan mengajak diri tertawa. Memaksa diri tertawa tetap ada manfaat baik. Tertawa bisa mengurangi produksi hormon kortisol yang menyebabkan stres dan depresi atau perasaan lelah.

“Ketika anak tantrum, kuncinya di kita. Ketika kita tenang, dia bisa tenang,” tambah Rosalynn.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2. Pahami Anak

Orangtua perlu paham bahwa tantrum sebenarnya pertanda bahwa anak ingin berkomunikasi tapi kata-katanya masih terbatas. Oleh karena itu, dia mewujudkan rasa tidak suka atau tidak nyaman terhadap suatu hal melalui tantrum.

Roselynn juga menekankan bahwa dengan memahami kondisi ini orangtua tidak akan lekas marah pada anak. 

3. Jangan meninggalkan anak

Di saat si Kecil tantrum, orangtua boleh menenangkan diri tapi jangan meninggalkan anak. Tetap berada di lokasi tersebut dekat dengan anak

“Seakan-akan Anda berkata, ‘Nak ini sejelek-jeleknya yang terjadi, ayah dan ibu akan tetap di situ,’ dan dia akan ingat itu,” katanya. 

Dengan menabung kesabaran dan tidak meninggalkannya saat ia tantrum nanti saat masa remaja mengalami guncangannya luar biasa, ia bisa terbuka terhadap orangtuanya orangtua. Anak saat sudah menjadi dewasa pun akan ingat bahwa orangtua akan selalu ada saat dibutuhkan.

 

Penulis : Selma Vandika

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.