Sukses

Larang Rokok Elektrik di Turki, Presiden Erdogan Sarankan Masyarakat Minum Teh Saja

Ketimbang menggunakan rokok elektrik, Presiden Turki Erdogan merekomendasikan untuk mengonsumsi teh khas Turki saja

Liputan6.com, Jakarta Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia tidak akan membiarkan perusahaan rokok elektrik berinvestasi dan memproduksi di negara itu. Pernyataan itu ia tegaskan pada hari Minggu, 20 Oktober 2019.

Erdogan mengatakan bahwa ia telah meminta menteri perdagangan Turki tidak mengizinkan kehadiran rokok elektrik di negaranya. Pria 65 tahun ini juga menyatakan tak mau perusahan rokok elektrik mengambil keuntunga dengan 'meracuni' warganya.

"Mereka meminta kami tempat dan izin untuk memproduksi ini. Kami tidak memberikannya kepada mereka dan tidak akan melakukannya," kata Erdogan di Istanbul, dilansir dari Japan Times pada Selasa (22/10/2019).

Meski begitu, Erdogan tidak menyebutkan dengan jelas perusahaan yang ingin berinvestasi di negara itu. Dia meminta perusahaan rokok elektrik untuk melakukannya di tempat lain.

Meski aktivitas mengisap vape tidak dilarang, pembelian dan distribusi rokok elektrik di Turki sendiri masih ilegal. Di sisi lain, para perokok banyak membeli produknya lewat penjualan secara daring.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lebih Baik Minum Teh Khas Turki

Ketimbang merokok, Erdogan lebih merekomendasikan rakyatnya untuk minum teh khas Turki yakni teh rize.

"Mari kita tidak merokok, dan minum teh rize saja," ujar presiden 65 tahun itu.

"Saya tidak mau memberikan banyak saran, tapi sebagai presiden, saya beritahu orang-orang yang saya cintai, bahwa ini adalah haram," ujarnya kepada masyarakat.

Pada 2013, pemerintah Turki telah melarang semua iklan, promosi, dan sponsor alkohol serta produk tembakau di negara itu. 

Beberapa negara lain juga  telah melarang peredaran rokok elektrik. Di antaranya adalah Australia, Brasil, India, da Jepang. Sementara Amerika Serikat, yang sempat dihebohkan dengan penyakit terkait vape beberapa waktu lalu, berencana untuk tidak lagi menjual produk itu di toko-toko.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.