Sukses

Kenali Cara Penularan Virus Hepatitis A, Hepatitis B, dan Hepatitis C

Penyebaran virus hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C berbeda-beda

 

Liputan6.com, Jakarta - Menyambut Hari Hepatitis Dunia yang jatuh pada 28 Juli 2019, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengadakan konferensi pers dengan mengusung tema Eliminasi Hepatitis, Selamatkan Generasi Penerus Bangsa pada Senin, 22 Juli 2019. 

Harapannya agar perhatian, kepedulian, dan pengetahuan mengenai besarnya masalah kesehatan yang ditimbulkan dari virus hepatitis meningkatkan. 

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes RI, dr Wiendra Waworuntu M.Kes, penularan hepatitis A bisa terjadi melalui kotoran tinja dan juga mulut. Begitu juga dengan hepatitis E.

"Bahwa hepatitis A bisa menular melalui kotoran atau tinja atau mulut. Jadi hepatitis A dan E ( menular melalui tinja atau mulut)," kata dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Virus Hepatitis yang Banyak di Indonesia

 

Wiendra memaparkan bahwa virus hepatitis yang banyak terjadi di Indonesia adalah hepatitis B dan C.

Menurut laporan Kemenkes RI, hepatitis B menular melalui ibu ke anak. Berdasarkan data pada 2018, terdapat 1.643.204 ibu hamil yang terdeteksi mengidap hepatitis B.

Penularan lainnya terjadi akibat berbagai alat pribadi ke orang lain seperti, alat cukur, gunting kuku, tato, tindik, dan juga melalui transfusi darah yang telah terinfeksi virus hepatitis.

Sedangkan bagi ibu dan anak terjadi penyebaran virus dapat terjadi akibat ibu yang mengidap hepatitis B dan menurun ke anak dalam kandungannya melalui darah. Sehingga hepatitis B masuk ke dalam pembuluh darah bayi.

 

3 dari 4 halaman

Terbebas dari Hepatitis B

 

Agar tidak menularkan penyakit hepatitis B dari ibu ke anak, perlu disuntikan imunisasi pasif (HBlg) di bawah kurun waktu 24 jam bayi tersebut dilahirkan. Hal ini dapat melindungi anak dari penularan hepatitis B dari ibunya.

Tidak seperti hepatitis A dan B yang ada vaksinnya, hepatitis C belum ditemukan vaksinnya tetapi ada obatnya.

Pasien hepatitis C dapat mengonsumsi obat direct acting anti viral (DAA), yang sudah didistribusikan Kemenkes sejak 2017 ke banyak rumah sakit. Hingga 2019 sudah terdapat 37 Rumah sakit 15 provinsi di Indonesia mendapatkan pasokan obat DAA dan aman dikonsumsi.

"Obat DAA ini bisa ditelan, berarti sudah diregistrasi badam POM. Berarti sudah bisa ditelan," kata Wiendra menegaskan.

 

4 dari 4 halaman

Penularan Hepatitis C

 

Penularan hepatitis C tidak menyebar secara menyeluruh di seluruh penduduk. Hepatitis C hanya menyebar pada kalangan-kalangan tertentu, seperti penyuka sesama jenis dan pengguna obat-obatan terlarang.

"Masalahnya hepatitis C, dia itu tidak menyebar rata di seluruh penduduk, karena ada spot-spot yang tinggi seperti pada homo seksual, kemudian pada penguna drug," kata Dr dr Andri Sanityoso Sulaiman, Sp.PD KGHE pada kesempatan yang sama.

Dia juga menambahkan bagi mereka yang biseksual juga rentan terkena hepatitis. Disebabkan cara sesama jenis dalam melakukan praktik seksnya akan menimbulkan luka. Luka tersebut yang menyebabkan virus sehingga akan tertular dari pasangannya.

Penulis: Eflien Anggelien

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.