Sukses

Wabah Campak, Pemerintah AS Larang Warga Belum Vaksin Datangi Tempat Umum

Pemerintah sebuah wilayah di New York, Amerika Serikat melarang warga yang belum divaksin mendatangi tempat-tempat umum

Liputan6.com, Jakarta Wabah campak kembali menyerang Amerika Serikat. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa angkanya hampir mendekati jumlah tahun lalu.

Dikutip dari USA Today pada Jumat (29/3/2019), setidaknya wabah campak dilaporkan di negara bagian New York, Kota New York, Washington, Texas, Illinois, dan California. Secara menyeluruh, hingga 21 Maret, 314 kasus dilaporkan dan hampir mendekati angka tahun lalu yaitu 372.

Hal tersebut membuat pemerintah segera bertindak cepat. Pejabat eksekutif wilayah Rockland County di sebelah utara New York mengumumkan keadaan darurat pada Minggu ini. Pejabat tersebut, Ed Day, melarang setiap orang di bawah 18 tahun yang belum divaksinasi berada di tempat-tempat umum. Jika tidak, mereka akan dikenai denda 500 juta dolar atau enam bulan penjara. Larangan ini berlaku selama 30 hari.

"Ini bukan sesuatu yang pernah saya lihat sebelumnya dalam pengalaman profesional saya," kata pejabat kesehatan di Seattle, Washington, Dr. Jeffrey Duchin.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Protes dari Anti-Vaksin

CDC menyatakan bahwa ada dua faktor yang memungkinkan terjadinya peningkatan tersebut. Wisatawan yang baru kembali dari luar negeri, khususnya Israel dan Ukraina, wilayah yang angka campak masih tinggi, serta beberapa komunitas di AS yang menyatakan bahwa mereka tidak perlu divaksinasi.

Larangan tentang mereka yang belum divaksinasi di beberapa wilayah sendiri mendapatkan pertentangan. Khususnya dari komunitas anti-vaksin, seperti yang terjadi di West Nyack, New York.

"Ini tentang orang sehat yang dikarantina dan dilarang masuk ke tempat-tempat umum," kata salah seorang yang terlibat dalam unjuk rasa memprotes kebijakan tersebut, Rita Palma.

"Orang-orang memiliki hak memilih untuk anak-anak mereka sendiri dan membuat keputusan sendiri," kata Palma.

Beberapa orang memang masih percaya bahwa ada hubungan antara vaksinasi campak dengan autisme. Meskipun, penelitian terbaru secara tegas menyatakan bahwa tidak ada kaitan antara keduanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.