Sukses

Kapan Orangtua Boleh Berikan MPASI Instan?

Biskuit atau bubur instan bisa jadi alternatif MPASI anak. Namun, pakar nutrisi memberikan catatan kapan boleh memberikan MPASI instan.

Liputan6.com, Jakarta Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) bisa diberikan kepada anak sejak usia anak 6 bulan. Kini, hadir juga banyak MPASI instan di pasaran. Kapan orangtua bisa memberikan makanan ini kepada buah hati mereka?

Menurut pakar nutrisi Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), Saptawati Bardosono, MPASI instan bisa diberikan kepada anak tapi hanya di waktu-waktu darurat atau mendesak saja.  

"Makanan instan itu hanya untuk saat emergency saja, jadi tidak rutin. Selama ibu punya waktu untuk memasak, ya sebaiknya masaklah sendiri makanan untuk anak. Bisa dengan membuat bubur tim atau nasi dengan ceker dan hati ayam," kata Saptawati pada acara gerakan "1 Juta Iya Boleh" oleh Dancow ditulis Sabtu (9/2/2019). 

Walau boleh diberikan untuk anak di saat darurat, ibu dan ayah harus memastikan MPASI instan sudah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan. Sehingga biskuit atau bubur instan yang diberikan ke anak merupakan alternatif pangan yang aman dan sehat seperti disampaikan Saptawati. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perhatikan tekstur dan jumlah

Saat memberikan MPASI orangtua perlu memperhaatikan tekstur, takaran makanan serta frekuensi makan anak. Di awal pemberian MPASI, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan memulai dengan makanan bertekstur bubur kental yang dengan jumlah yang sedikit. Saat usianya bertambah, tekstur jadi lebih kasar dan jumlahnya ditambah.  

Saat menginjak satu tahun, orangtua bisa memberikan anak menu makanan yang dikonsumsi oleh anggota keluarga. Namun, makanannya tetap harus diperhatikan karena jumlah gigi anak satu tahun masih sedikit. 

"Karena ibu ini waktu menyusui anaknya kan makanannya macam-macam, kadang nasi dengan sup dan lainnya, nah si anak juga harus dapat makanan yang sama hanya saja makanan itu lebih lembut," kata Saptawati ditemui pada Kamis (7/2/2019).

Jika ibu memberikan makanan yang berbeda kepada anak, hal tersebut menyebabkan sang anak menjadi 'tutup mulut' atau tidak ingin makan.

"Teman saya dokter spesialis anak melihat bahwa banyak anak yang sulit makan itu karena ibu sudah makan macam-macam dan ASI yang keluar aromanya macam-macam, ketika anaknya diberikan makanan berbeda, nah itu yang menyebabkan anak menjadi tidak ingin makan," tambah Saptawati. (Penulis: Siti Nurhaifa)

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.