Sukses

Kelompok Anti-Vaksin jadi Ancaman Terbesar Kesehatan Dunia di 2019

Kelompok anti-vaksin dianggap WHO seringkali ragu akan kemampuan vaksin untuk mencegah penyakit

Liputan6.com, Jakarta Kelompok anti-vaksin dianggap sebagai ancaman terhadap kesehatan global pada 2019. Pernyataan ini disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) beberapa waktu lalu.

Dilansir dari New York Post pada Jumat (18/1/2019), WHO menulis bahwa keraguan akan vaksin mengancam untuk membalikkan kemajuan yang dibuat dalam menanggulangi penyakit yang bisa dicegah oleh vaksin.

"Vaksinasi adalah salah satu cara yang paling efektif untuk menghindari penyakit," tulis WHO seperti dikutip dalam rilis di laman resminya WHO.int. Mereka menambahkan, saat ini, untuk mecegah dua sampai tiga juta kematian setiap tahunnya, serta 1,5 lebih lanjut, bisa dihindari dengan meningkatkan cakupan vaksinasi global.

Simak juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alasan tidak divaksinasi

WHO mencontohkan, campak telah mengalami peningkatan 30 persen kasus global. Alasan kenaikannya sangat kompleks. Salah satunya tentang keragu-raguan akan vaksin.

"Alasan mengapa orang memilih untuk tidak divaksinasi adalah rumor. Kelompok penasehat WHO mengidentifikasi rasa kepuasan diri, ketidaknyamanan dalam mengakses vaksin, dan kurangnya kepercayaan diri adalah alasan utama yang mendasari keraguan," tulis mereka.

Karena itu, petugas kesehatan khususnya yang ada di masyarakat menjadi penasehat dan memberikan pengaruh yang paling dipercaya soal vaksinasi. Mereka juga harus didukung untuk memberikan informasi yang terpercaya dan kredibel.

Pada 2019 sendiri, WHO akan meningkatkan upaya untuk menghilangkan kanker serviks di seluruh dunia dengan meningkatkan cakupan HIV. Selain itu, penularan virus polio di Afganistan dan Pakistan juga bisa dihentikan di tahun ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.