Sukses

Jumlah Murid SD di Sorong yang Pingsan Saat Upacara Berkurang, Ini Rahasianya

Semenjak diadakannya pelatihan tentang gizi seimbang, bagian dari Program Gerakan NUSANTARA 2018, jumlah murid yang pingsan saat upacara bendera mulai berkurang.

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 53 sekolah dasar (SD), yang terbagi dari 29 SD di Kota Sorong dan 21 sekolah berada di Kabupaten Sorong, Papua Barat, mendapatkan pelatihan pedoman gizi seimbang melalui kegiatan Training of Trainers (ToT), bagian dari program Gerakan NUSANTARA 2018.

Corporate Sustainbility Development Manager Frisian Flag Indonesia, Refa Hayudi Griyanda, menjelaskan, ToT pertama kali diberikan kepada guru selama tiga bulan. Baru setelah itu guru-guru membagikan ilmu yang mereka dapat ke para murid.

"Akan tetapi ada tiga sekolah yang tidak hanya mendapatkan pelatihan tentang pedoman gizi seimbang melalui kegiatan ToT, tapi juga menjadi sekolah tempat dilaksanakannya studi PSP (pengetahuan, sikap, dan perilaku) untuk murid kelas IV dan V," kata Refa saat menutup rangkaian Program Gerakan NUSANTARA 2018 di SD Inpres 109 Sorong, Papua Barat, baru-baru ini.

Tiga sekolah dasar yang beruntung itu adalah SD Negeri 2 Kota Sorong, SD Inpres 19 Kota Sorong, dan SD Inpres 109 Sorong.

"Sekolah-sekolah itu terpilih karena statusnya sebagai sekolah percontohan di Kota Sorong," kata Refa.

"Pemilihan sekolah studi PSP dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sorong, dengan harapan bisa mengimbaskan dan memberikan contoh bagi sekolah lainnya," kata Refa menambahkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Studi PSP Terbagi Menjadi Dua

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK FKM UI), Ir Ahmad Syafiq, memaparkan studi PSP ini terbagi dua; pengukuran situasi awal (baseline) dan setelah kegiatan selesai.

"Baseline ini, sebelum anak-anak itu mendapat pelatihan dari guru, diukur dulu seberapa jauh pemahaman mereka tentang materi gizi. Setelah pembekalan selesai, dilihat lagi apakah materi gizi yang sudah dibagi mudah dipahami atau tidak, dan pelaksanannya di lapangan," kata Syafiq kepada Health Liputan6.com di Sorong.

Hasil dari studi tersebut, pengetahuan awal para murid mengenai gizi seimbang mencapai 53,7 persen secara keseluruhan. Menurut Syafiq, nilai baseline murid-murid di Sorong boleh dibilang lebih tinggi dari beberapa kota yang lain.

"Jadi, ini sedikit lebih tinggi baseline-nya," katanya.

Sedangkan untuk sikap, Syafiq pun menyebut nilai untuk murid-murid di Sorong dikategorikan cukup baik. Sikap ini masih bisa ditingkatkan.

"Untuk perilaku, tentu ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku diharapkan kalau kita tingkatkan pengetahuannya, sikapnya berubah, dan perilakunya jauh lebih baik," katanya.

Kabar baik lainnya, konsumsi susu di Sorong sudah cukup baik. Sebagian besar murid sudah mengonsumsi susu. Demikian juga dengan sarapan, yang dinilai cukup baik. Kesadaran anak-anak di sana untuk sarapan mulai terbangun.

 

3 dari 3 halaman

Jumlah Murid yang Pingsan Berkurang

Hal ini dibenarkan Maryatin M.Pd, Kepala Sekolah SD Inpres 109 Sorong, Papua Barat. Setelah mengikuti kegiatan ToT dari Program Gerakan NUSANTARA 2018, terjadi perubahan cukup signifikan di diri masing-masing murid.

Maryatin, mengungkapkan, perubahan ini terlihat saat upacara bendera di Senin pagi. Bila sebelum tersentuh kegiatan ini banyak murid yang ambrug karena mengaku tak sarapan, satu atau dua bulan terakhir terlihat tak ada lagi kejadian serupa.

"Belum semuanya. Setidaknya jumlahnya berkurang, karena anak-anak ini mulai sadar sarapan itu penting," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.