Sukses

Kurang Tidur, Bisa Mati karena Sakit Jantung

Penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan antara pengerasan arteri dengan kurang tidur

Liputan6.com, Jakarta Tidur punya manfaat untuk kesehatan otak dan membuat suasana hati yang lebih baik. Di samping itu, kurang tidur juga berbahaya bagi pembuluh nadi atau arteri Anda.

Dalam sebuah penelitian yang dipresentasikan di European Society of Cardiology Congress 2018 di Munich Jerman, ada hubungan antara kurang tidur dengan durasi kurang dari enam jam per hari, atau terbangun beberapa kali saat tidur malam, dengan pengerasan arteri.

Mengutip Reader's Digest pada Senin (8/10/2018), penelitian yang dilakukan Fernando Dominjuez dari Spanish National Centre for Cardiovascular Research ini, memantau kualitas dan kuantitas tidur dari 3,974 orang dewasa setengah baya yang sehat, selama tujuh hari.

Mereka menggunakan teknologi ultrasonik untuk menilai arteri kaki dan leher partisipan. Mereka dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan lamanya tidur.

Para peneliti menemukan, orang yang tidur dengan durasi sangat pendek atau kurang tidur, memiliki lebih tinggi risiko terkena aterosklerosis atau pengerasan arteri, dibandingkan dengan orang yang memiliki tujuh sampai delapan jam tidur.

Mengutip Mayo Clinic, arteriosklerosis terjadi ketika pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi jantung Anda ke seluruh tubuh (arteri) menjadi tebal dan kaku. Hal ini bisa membatasi aliran darah ke organ dan jaringan tubuh.

Arteri yang sehat fleksibel dan elastis. Namun, seiring berjalannya waktu, dinding arteri bisa mengalami pengerasan. Selain itu, kolesterol dan zat lain dalam dinding arteri (plak), bisa membatasi aliran darah. Selain itu, hal ini bisa berujung pada masalah jantung.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak Ada Durasi Spesifik

Namun, Alan Ackermann, dokter ahli jantung di Florida, Amerika Serikat mengatakan, penelitian ini hanya menunjukkan keterkaitan antara dua hal tersebut. Meskipun arteri mengeras terkait dengan waktu tidur, bukan berarti hal tersebut disebabkan oleh durasi yang spesifik.

Selain itu, Ackermann mengatakan, jenis aterosklerosis yang dilaporkan tidak ditemukan di arteri koroner yang memasok darah ke jantung.

Selain itu, Ackermann juga mencatat sebagian besar individu dengan jumlah tidur sedikit memiliki sindrom metabolik yang lebih tinggi. Hal ini terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Tidak hanya itu, dia juga menambahkan, kemungkinan partisipan mungkin memiliki apnea tidur yang lebih tinggi. Kondisi ini merupakan faktor risiko yang dicurigai untuk penyakit kardiovaskular.

Yang pasti, untuk melihat hubungan antara tidur dengan pembuluh nadi dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Namun, tidur malam yang baik adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan Anda secara menyeluruh.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.