Sukses

Pesan Penting Menkes untuk Jemaah Haji

Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, meminta masyarakat agar mempersiapkan diri ketika berniat untuk berangkat haji.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, meminta masyarakat agar mempersiapkan diri ketika berniat berangkat haji. Menkes mengingatkan agar cek kesehatan secara rutin penting dilakukan jauh sebelum hari keberangkatan. Tujuannya adalah agar kondisi kesehatan terjaga. Terlebih kondisi jemaah haji Indonesia sebagian besar berisiko tinggi, karena kategori lanjut usia atau menderita suatu penyakit, seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan lain-lain.

“Artinya supaya pada waktu berangkat, keadaan kesehatan kita baik karena memang dijaga. Kalau ada penyakit yang ditemukan dan bisa diobati, kita tangani. Misalnya bagi penderita hipertensi, itu kan bisa ditangani dengan (rutin minum) obat, nah kita minta obat ini dibawa. Hal-hal seperti ini perlu diingatkan, karena seringkali obatnya ketinggalan atau ditinggal”, tutur Menkes Nila Moeloek, kepada sejumlah media usai meresmikan Gedung Pelayanan Terpadu, Gedung Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rawat Intensif (ICU) serta Landscape RS. Ortopedi Prof.Dr.R. Soeharso Surakarta, Sabtu (14/7).

Selain melakukan pencegahan dini jauh sebelum keberangkatan, kemenkes juga mengirimkan tim preventif promotif yang akan senantiasa mengingatkan jemaah tentang kesehatannya.

“Terutama bagaimana untuk menghadapi agar tidak heatstroke, karena kan (suhu) udara di sana kan tinggi, sekitar 50 derajat Celsius",ujarnya.

Kemenkes juga mengirimkan Tim Gerak Cepat (TGC) yang akan menindaklanjuti bila terjadi kegawatdaruratan. Selain itu, di Arab Saudi ada fasilitas pelayanan kesehatan, yang dinamakan Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) yang ada di Jeddah, Mekkah dan Madinah. Selain itu, dikarenakan beratnya tantangan di sana, Kemenkes tidak hanya mengirimkan tenaga kesehatan dari Indonesia saja, tetapi juga mempekerjakan tenaga kesehatan musiman di Arab Saudi, terutama untuk Wukuf.

“Contohnya, nanti pada saat wukuf. Semua jemaah haji kan harus wukuf di Arafah. Kalau yang tergeletak di RS kan harus tetap membawa mereka ke Arafah. Kita bawa (jemaah sakit) naik bus, diposisikan satu-satu dibawa ke Arafah, lalu kembali ke RS, itu namanya Safari Wukuf”, imbuh Menkes.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.