Sukses

Tunjangan Profesi Punya Manfaat Berharga bagi Guru

Adanya tunjangan profesi guru (TGP) dari pemerintah sangat bermanfaat untuk kesejahteraan guru.

Liputan6.com, Jakarta Tunjangan Profesi Guru (TPG) menjadi suatu keberkahan bagi guru. Tunjangan profesi ini merupakan tunjangan yang diberikan kepada guru dengan sertifikat pendidik sebagai penghargaan atas profesionalitasnya.

Adanya TPG juga bermanfaat untuk menunjang kehidupan guru, terutama yang berkaitan dengan kegiatan guru yang bersangkutan. Budiyanti, seorang guru di salah satu SMP di Kota Depok, Jawa Barat, mengungkapkan TPG sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah terhadap guru.

"Melalui tunjangan profesi dan sertifikasi guru itu ada perhatian yang lebih dari pemerintah. Ini digunakan guru untuk menunjang kegiatan guru yang bersangkutan. Ya, berkaitan dengan pendidikan juga, bisa lanjut S2 maupun beli laptop. Buat menunjang media pembelajaran," kata Budiyanti kepada Health Liputan6.com, Rabu (2/5/2018).

Manfaat tunjangan profesi untuk pembelajaran sebagai pelengkap guru mengajar. Hal tersebut sesuai dengan tema Hari Pendidikan Nasional 2018, yakni "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan."

"Dengan memperkaya media pembelajaran. Lagipula sumber pembelajaran juga makin banyak (tidak hanya terfokus pada buku pelajaran saja)," Budiyanti menambahkan.

 

 

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bukan sekadar transfer ilmu

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru bukan sekadar mengajar untuk transfer ilmu. Ini dikarenakan berbagai ilmu bisa diambil dari sumber lain. Anak tinggal mencari informasi di internet juga banyak.

"Yang lebih penting, bagaimana guru menanamkan pendidikan karakter dan menguatkan nilai-nilai gotong royong," jelas Budiyanti.

Di sisi lain, keberhasilan pendidikan tidak hanya dari pihak sekolah saja. Lingkungan keluarga juga perlu ada dukungan. Orangtua harus jeli dengan perubahan sikap dan perilaku anak.

"Misalnya, kok anak saya berubah. Dulu SD begitu (kalem), sekarang saat SMP begini (tidak bisa diam). Ya, anak harus berubah. Itu normal. Kalau tidak normal itu yang tidak berubah. Masa-masa SMP itu peralihan, dari SD yang masih anak-anak, lalu masuk remaja dan dewasa (SMA). Tantangan yang berat buat guru dan orangtua terkait perubahan kepribadian anak," lanjut Budiyanti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.