Sukses

Hipoksia Serebral, Kurang Oksigen yang Berujung Kematian

Saat berada di ruang sempit bersama banyak orang lain, otak bisa jadi kekurangan oksigen yang disebut Hipoksia Serebral.

Liputan6.com, Jakarta Perampokan Pulomas yang terjadi di Pulomas Utara, Nomor 7A, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur mengundang sorotan publik. Sebelas orang yang disekap dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter tanpa ventilasi selama 17 jam ditemukan pada Selasa (27/12/2016). Penyekapan belasan jam ini membuat enam orang korban meninggal, dan lima lainnya membutuhkan perawatan.

Hasil autopsi korban menyatakan, korban yang meninggal karena kekurangan oksigen. Melansir laman UCSB ScienceLine, Kamis (29/12/2016), penyekapan di ruang sempit tanpa ventilasi membuat kandungan oksigen berkurang dalam tubuh.

Keberadaan seseorang di ruang sempit bersama banyak orang lain, membuat pasokan oksigen jadi terbatas. Hal ini bisa membuat aliran darah berkurang. Oksigen yang minim diangkut melalui darah saat seseorang memiliki aliran darah rendah sangat berbahaya ke otak. Otak akan kekurangan oksigen.

Akibat kekurangan oksigen dan tekanan darah berkurang, pembuluh darah menjadi pecah. Hal terjadi karena sel darah merah rusak dan sistem kekebalan tubuh berkurang. Tubuh pun tidak akan mampu menciptakan energi baru atau membawa oksigen baru.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menderita hipoksia serebral

Istilah kekurangan oksigen ke otak ini dikenal hipoksia serebral. Hipoksia serebral terjadi ketika tidak ada cukup oksigen sampai ke otak. Padahal, otak membutuhkan pasokan oksigen dan nutrisi untuk berfungsi, menurut laman MedlinePlus.

Sel-sel otak sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen. Beberapa sel-sel otak mulai mati kurang dari 5 menit setelah pasokan oksigen menghilang. Akibatnya, hipoksia dapat menyebabkan kerusakan otak yang parah bahkan berujung kematian.

Hipoksia serebral merupakan kondisi darurat yang perlu segera diobati. Semakin cepat suplai oksigen dikembalikan ke otak, semakin rendah risiko kerusakan otak parah dan kematian.

Pertolongan yang bisa diberikan berupa bantuan pernapasan dan oksigen untuk mengontrol kembali jantung dan aliran darah. Obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah. Hipoksia serebral adalah kondisi darurat. Pasien yang mengalami hal ini harus segera mendapatkan bantuan dan dilarikan ke rumah sakit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.