Sukses

Ini Alasan Kita Sulit Menggambar Lingkaran Sempurna

Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa kita kerap sulit menggambar lingkaran sempurna?

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa kita kerap kesulitan menggambar lingkaran sempurna? Bahkan hal ini cukup diakui oleh para seniman dan ahli kinesiologi.

Pada awal abad ke-14, Paus Benediktus pernah mengirim salah satu punggawa ke Tuscany untuk mengambil lukisan dari seniman yang paling mahir di negeri itu, Giotto di Bondone. Mendengar keinginan Paus, Giotto lantas meraih selembar kertas dan mencelupkan tinta. Kemudian, dia mencoba menggambar lingkaran sempurna.

Tapi punggawa terkejut dan berkata, "Apakah Anda tidak punya gambar lain selain ini?"

"Ini cukup dan terlalu banyak," jawab Giotto. "Perlihatkan juga pada orang lain dan lihat apakah itu bisa dipahami," katanya lirih.

Setelah menerima lingkaran, Paus dan dewannya malah terpesona dan melihat kemampuan Giotto sangat melampaui pelukis lain. Hal ini kemudian dicatat oleh sejarawan seni Giorgio Vasari.

Kebanyakan orang pada umumnya kesulitan menggambar lingkaran sempurna. Rupanya ada keterkaitan antara tangan dan korteks visual dalam mengolah gambar. Nah, menggambar lingkaran ini ternyata membutuhkan kerja sama yang baik antara otot halus dengan kompleksitas struktur lengan.

Situs Braindecoder mencatat, ketidakmampuan bukan karena kemampuan visual kita yang buruk. Hanya saja, menggambar suatu bentuk yang sempurna membutuhkan keterampilan yang harus diasah.

Masalahnya, menurut seorang peneliti postdoctoral di laboratorium psikologi eksperimental di KU Leuven di Belgia, Rebecca Chamberlain, keterampilan ini sering kali tidak dilatih.

"Semakin detail suatu gambar, maka daerah otak yang memproses gambar, Korteks visual utama akan memetakan mata untuk mendeteksi pola," katanya,seperti dimuat laman Newser, Selasa (3/11/2015).

Di sisi lain, seorang profesor kinesiologi di Arizona State University Natalia Dounskaia mengungkapkan, otak kita lebih suka kesederhanaan dan akan selalu memilih untuk memutar bersama tunggal.

"Ketika menggambar lingkaran, bagaimanapun, otak harus meninggalkan zona kenyamanan. Lingkaran adalah salah satu bentuk yang paling sulit," kata Dounskaia.

Dengan memaksa siku, bahu dan siku ikut terkoordinasi membuat lingkaran, kemungkinan hal ini membutuhkan sensorik otak. Padahal hal ini hanya akan memberikan otak pekerjaan tambahan. (*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.