Sukses

Uji Coba Vaksin Ebola ke Monyet Sukses

Vaksin yang digunakan dengan cara dihirup ini berhasil melindungi monyet dari virus mematikan Ebola.

Liputan6.com, New York- Vaksin Ebola terbaru yang digunakan secara dihirup mampu melindungi monyet dari efek mematikan virus ini seperti diungkapkan penelitian terbaru. Kini, vaksin tersebut mulai diujicobakan keamanannya terhadap beberapa orang.

Menurut Journal of Clinical Investigation, vaksin Ebola ini masih perlu perbaikan sebelum digunakan banyak orang. Namun, vaksin ini memiliki banyak keunggulan dibandingan vaksin lain yang masih dalam pengembangan seperti disampaikan salah satu peneliti sekaligus ahli virus dari Universitas Texas Medical Branch, Amerika Serikat, Alexander Bukreyev.

"Keunggulan utamanya karena vaksin ini bisa digunakan lewat sistem pernapasan, sehingga tidak terlalu membutuhkan petugas medis terlatih untuk melakukan vaksinasi," ucap Bukreyev kepada Live Science, dikutip Selasa (14/7/2015).

Sudah ada beberapa vaksin lain yang dikembangkan, namun sebagian besar dengan cara disuntik. Sehingga dalam pemberian vaksin kepada banyak orang butuh dokter dan perawat terlatih. Padahal negara-negara epidemi Ebola di Afrika Barat kekurangan tenaga medis. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Uji coba vaksin respiratori

Uji coba vaksin respiratori 

Dalam studi terbaru, Bukreyev dan rekan-rekannya memberikan vaksin yang dihirup kepada enam monyet. Sebulan kemudian, tim menyuntikkan virus Ebola dengan tingkat 1000 kali yang biasanya mematikan.

Tak ada satu pun monyet yang meninggal atau mengalami perkembangan gejala dari penyakit ini. Meski ada beberapa yang mengalami depresi ringan.

Vaksin baru terbuat dari virus pernapasan yang sangat umum yakni virus parainfluenza manusia tipe 3 (HPIV3), yang telah direkayasa untuk memasukkan gen dari virus Ebola.

Saat diteliti, virus ini memicu sel yang menghasilkan salinan yang melindungi dari virus Ebola. Lalu sistem imun tubuh bekerja menanggapi hal ini sebagai hal asing.

National Institutes of Health saat ini mulai uji coba tahap I vaksin terhadap beberapa orang untuk mengetahui keamanan obat tersebut. Kemudian, butuh penelitian lebih lanjut untuk memastikan vaksin tersebut aman dan efektif.

"Butuh waktu setidaknya tiga tahun sebelum vaksin tersebut digunakan di lapangan," kata Bukreyev.

 

Baca juga:

WHO Sesalkan Lambatnya Pengembangan Vaksin Ebola

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.