Sukses

Si Pembunuh Kucing Pasti Merasa Terancam

Kekerasan tak hanya dialami manusia, binatang pun bisa mendapatkan kekerasan dari manusia. Apakah ini termasuk gangguan psikologis?

Liputan6.com, Jakarta Kalau ada yang bilang manusia itu memiliki unsur binatang di dalamnya, bisa jadi ada benarnya. Baru-baru ini diberitakan ada pria bernama Danang Sutowijoyo, menembak anak kucing, dan kemudian memublikasikannya dalam situs jejaring sosial.

Tak hanya Danang, sejumlah kasus di luar negeri juga menunjukkan perilaku sadis terhadap binatang yang dipublikasikan di jejaring sosial. Sebenarnya ada apakah ini?

Menurut Psikolog Klinis dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Heri Widodo, M.Psi, perilaku agresif yang dilakukan seseorang secara berlebihan dengan sasaran yang kurang bisa diterima secara sosial menunjukkan ada problem psikologis yang pernah dialaminya.

"Problem ini akan membayangi dan menjadi daya gerak sang individu untuk melakukan perilaku agresif di luar batas normal," kata Heri saat dihubungi Liputan6.com, Senin (10/3/2014).

Heri mengatakan, apa yang dilakukan DS merupakan tindakan agresif untuk mempertahankan diri dari ancaman luar. Kehadiran kucing secara sadar atau tidak telah diasosiasikan sebagai sesuatu yang mengancam atau minimal membuat tidak nyaman sehingga mengganggu eksistensi dirinya.

"Oleh karenanya, binatang tersebut kemudian menjadi sasaran agresivitas DS. Adanya perilaku mempublikasikan hasil tindakan tersebut tidak lepas dari dorongan untuk menguatkan eksistensi dirinya dengan cara menunjukkan kepada publik mengenai apa yang telah `berhasil` dilakukan,"katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.